Menjadi Korban Keselamatan

0
537 views
Ilustrasi - Hewan sapi kurban (Ist)

Sabtu, 27 Maret 2021

  • Bacaan I : Yehezkiel 37:21-28
  • Injil : Yohanes 11:45-56

SUKU Dayak Taman Kapuas Hulu di Kalbar masih rutin menjalani ritual adat. Salah satunya ritual Mandung.

Suku Dayak masih menganut kepercayaan kepada para roh-roh leluhur dan Sang Pencipta Alam.

Pada zaman dulu biasanya yang mengadakan acara ini adalah kaum bangsawan yang memiliki budak-budak.

Pada saat itu, budak-budak inilah yang akan dikorbankan atau ditombak.

Namun, setelah Suku Dayak Taman mengenal Tuhan, maka korban manusia diganti dengan hewan seperti sapi atau kambing. Biasanya lebih sering mengorbankan sapi.

Tindakan mengorbankan sapi ini menjadi penyaluran kekuatan, kekuasaan, serta gairah kehidupan.

Menombak sapi sebagai bentuk ucapan syukur kepada Tuhan serta roh-roh nenek moyang yang mereka percayai telah memberikan hasil panen yang baik.

Sapi yang ditombak diyakini sebagai simbol kekuatan jahat yang harus dibunuh dan dikurbankan supaya jalan berkat tetap tersalur.

Pengorbanan sering kali diyakini oleh masyarakat sebagai jalan untuk menemukan kedamaian dan kebahagiaan.

Seperti dalam bacaan Injil, orang tua-tua Yahudi meyakini dengan membunuh dan menyingkirkan Yesus, keadaan Israel akan selamat dan tidak binasa.

“Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: “Kamu tidak tahu apa-apa, dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa.”

Yesus menjadi kurban, untuk bangsa Israel dan kita semua.

Sering kali kita pun dengan mudah mencari “kurban” demi keadaan yang menurut kita lebih menguntungkan dan demi keselamatan diri sendiri.

Menjadi pengikut Yesus, harus siap menjadi “kurban” bukan sibuk mencari orang lain atau pihak lain yang akan kita “kurbankan.”

Apakah saya berani dan tidak lari jika cinta kepada Kristus menuntut pengorbanan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here