Renungan Harian
13 September 2021
PW. S. Yohanes Krisostomus
Bacaan I: 1Tim. 2: 1-8
Injil: Luk. 7: 1-10
“ROMO, apa yang salah dengan diri saya? Semua orang di rumah menganggap saya sebagai gila. Saya tidak mengerti cara berpikir mereka.
Setiap orang punya pilihan. Setiap orang harus memilih yang terbaik untuk hidupnya. Pilihan yang terbaik itu bukan soal menjadi orang sukses, dengan ukuran adalah menjadi sarjana, punya pekerjaan mapan, punya gaji yang tinggi dan hidup mewah.
Itu bagi saya salah, ukuran yang mereka pakai adalah ukuran duniawi.
Romo, saya telah memutuskan untuk meninggalkan itu semua.
Saya telah memilih untuk mempersembahkan hidup saya sepenuhnya untuk Tuhan. Ukuran kesuksesan bagi saya adalah kalau saya menjadi orang kudus. Maka saya berjuang untuk menjadi orang kudus.
Sekarang saya meninggalkan kuliah, meninggalkan dunia dengan mengisi hidup saya dengan berdoa, dan bermatiraga, karena saya mau menjadi orang kudus,” seorang anak muda bercerita tentang dirinya.
“Apa yang kamu lakukan setiap hari?” tanya saya memperjelas.
“Saya setiap hari berdoa, dari Rosario, Novena, Jalan Salib dan doa-doa yang lain romo,” jawabnya.
“Oh oke, lalu kamu tidak membantu orang di rumah?” tanya saya.
“Tidak Romo, saya tidak punya waktu untuk itu lagi. Untuk berdoa saja kurang,” jawabnya.
“Tetapi kamu tetap makan?” tanya saya.
“Saya tetap makan Romo, tetapi diantar ke kamar,” jawabnya.
“Pilihan kamu menjadi orang kudus itu benar dan baik. Namun cara yang ditempuh bukan dengan cara seperti itu. Kalau kamu mengasingkan diri dengan cara begitu berarti kamu melarikan diri dari sesuatu.
Kamu seorang mahasiswa, maka pengutusanmu dari Allah menjadi mahasiswa. Pergulatan mu sebagai mahasiswa, sebagai orang muda, sebagai anak dalam keluarga itulah panggilan dan pengutusanmu yang menghantar pada kekudusan.
Adanya tegangan-tegangan, adanya konflik-konflik, adanya tantangan dan kesulitan itulah ladang pengudusan dan juga sarana untuk mengolah imanmu.
Iman yang kuat, iman yang dewasa itu bertumbuh lewat pergulatan hidup. Cara kamu mengenal Tuhan dan mengenal cara Tuhan menuntunmu dalam pergulatan hidupmu itulah yang mendewasakan imanmu.
Kekudusan adalah rahmat; rahmat yang harus dimohon dan diperjuangkan terus-menerus dalam hidupmu sehari-hari yang bisa.
Kalau sekarang kamu meninggalkan semua dan hidup dengan membaca banyak doa kiranya itu mengingkari panggilan dan perutusan mu saat ini.
Sekali lagi, hadapi dan jalani semua pergulatanmu sebagai seorang mahasiswa, sebagai anak muda dan juga sebagai anak dalam keluarga.
Karena di situlah imanmu didewasakan dan itulah jalan kekudusan yang sesungguhnya,” saya menjelaskan.
Sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Lukas, kisah seorang perwira yang dipuji Yesus menegaskan bahwa iman yang dewasa ditemukan dalam pergulatan hidup sehari-hari.
“Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku merasa tidak layak menerima Tuan dalam rumahku. Sebab itu aku juga merasa tidak pantas datang sendiri mendapatkan Tuan. Tetapi katakanlah sepatah kata saja, maka hambaku itu akan sembuh.”
Bagaimana dengan aku?
Apakah imanku bertumbuh lewat pergulatan hidupku?