ASSALAMUALAIKUM warahmatullahi wabarakatuh
Salam damai-sejahtera untuk kita semua
Namo Buddhaya
Om Swastiastu
Wei de Tong Thian
Rahayu rahayu rahayu
Merdeka!
Terima kasih Panitia atas kesempatan Indah ini
Bahagiaku berjumpa Simbah Kakung Gus Mus dan semua yang lain
Pak Irwan Hidayat, Pak Petrus Agung dan rekan-rekan jurnalis serta Panjenengan semua
Ijinkan ku mengawali kesempatanku ini dengan melantunkan “Gugur Bunga”-nya Ismail Marzuki:
“Betapa hatiku takkan pilu
Telah gugur pahlawanku
Betapa hatiku takkan sedih
Hamba ditinggal sendiri
Siapakah kini plipur lara
Nan setia dan perwira
Siapakah kini pahlawan hati
Pembela bangsa sejati
Reff :
Telah gugur pahlawanku
Tunai sudah janji bakti
Gugur satu tumbuh sribu
Tanah air jaya sakti”
bagiku Tema ini menantang kita bersama
cukupkah menjadi orang Indonesia yang beragama
untung masih ada tambahan yang berbudaya
agama saja tak cukup untuk sampai berbudaya
banyak masjid
banyak gereja
banyak pura
banyak vihara
banyak klenteng
bahkan pohon-pohon beringin
dan lainnya yang rimbun subur
serta gunung gemunung
yang menjulang Langit
namun tampaknya
baru membuat kita
menjadi orang Indonesia
yang beragama
tetapi belum beriman
karena kadangkala kita
belum berbudaya
dalam terminologi teologi kontekstual yang saya gumuli
beragama itu baru sebatas simbolik dan lahiriah
yang diutamakan adalah simbol-simbol ungkapan beragama
yang seringkali kaku beku membelenggu
sedangkan beriman itu memerdekakan dan membebaskan
tak sekadar ungkapan
melainkan perwujudan
dalam realitas kehidupan
bisa saja agamanya sama
tetapi ternyata imannya berbeda
namun tak jarang
meski agamanya berbeda
namun imannya sama
iman pada Tuhan Yang Maha Esa
yang penuh kasih kerahiman
agama mengkotak-kotakkan
sementara iman itu mempersatukan
dalam keberbedaan
agama melahirkan kekerasan
sementara iman itu menghadirkan kelemahlembutan
agama bisa sangat dipolitisir
dan menjadi alat politik kekuasaan
sedangkan iman itu kemanusiaan
dan kehidupan dalam keberagaman
bahkan bisa jadi orang tidak beragama tetapi tetap beriman
apakah panitia salah merumuskan tema? Tidak!
sebab syukurlah rumusannya harus dibaca lengkap
yakni “Menjadi orang Indonesia yang beragama dan berbudaya”
dan itulah yang saya sebut dengan orang beriman
orang beriman menghayati hidup keagamaannya secara berbudaya
orang beriman menjunjung tinggi martabat kemanusiaan dan cinta kasih serta budi pekerti
kian beriman kian kita beragama dan berbudaya
kian beriman kian kita manusiawi dalam terang tuntunan sinar Ilahi
mari kita bangga “Menjadi orang Indonesia yang beragama dan berbudaya” di Indonesia Pusaka Tanah Air Beta bersama Ismail Marzuki lagi:
“Indonesia tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Tetap di puja-puja bangsa
Reff :
Di sana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua
Tempat akhir menutup mata
Sungguh indah tanah air beta
Tiada bandingnya di dunia
Karya indah Tuhan Maha Kuasa
Bagi bangsa yang memujanya
Reff :
Indonesia ibu pertiwi
Kau kupuja kau kukasihi
Tenagaku bahkan pun jiwaku
Kepadamu rela kuberi”
Terima kasih
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam damai-sejahtera untuk kita semua
Namo Buddhaya
Om Swastiastu
Wei de Tong Thian
Rahayu rahayu rahayu
Merdeka!