SUNGGUHPUN para murid tidak memahami perkataan Yesus tentang Anak Manusia yang akan menderita, wafat dan bangkit; mereka tidak berusaha untuk menanyakan kepadaNya. Bahkan mereka memperdebatkan masalah lain, mengenai siapa yang paling terbesar di antara mereka.
Kerap kita juga bersikap seperti para murid. Hal-hal yang berhubungan dengan penderitaan tidak menarik untuk diperbincangkan, bahkan kalau bisa dihindarkan. Kita lebih suka mendiskusikan hal-hal yang membanggakan, terutama mengenai prestasi dan kehebatan diri kita.
Iblis mengetahui kelemahan manusia, yang cenderung haus akan hormat dan pujian. Bila kita tidak waspada, maka pelayanan yang seharusnya dilaksanakan dengan kerendahan hati, akan berubah bentuk, menjadi sebuah ajang untuk pamer kemampuan dan tempat melampiaskan ambisi pribadi demi meraih popularitas dan penghargaan dari orang sekitar.
Melalui Sabda pada hari ini, Yesus mengingatkan kita untuk kembali menjadi seorang hamba yang sungguh-sungguh mau melayani sesama dan Tuhan dengan tulus dan berlandaskan kasih. Bila saat ini pelayanan kita memiliki motivasi yang tidak murni, marilah bertobat. Mohon pimpinanNya agar kita dimampukan untuk menjadi pelayan sejati seperti Dia, rela menjadi kecil, tak berharga di mata dunia, agar namaNya semakin besar dan dimuliakan.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)