Senin 25 September 2023.
- Ezr. 1:1-6.
- Mzm. 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6.
- Luk. 8:16-18.
BAGAIMANA rasanya ketika berada di satu ruangan yang gelap gulita. Tidak ada cahaya sama sekali.
Pasti kita tidak bisa melihat apa-apa, kita hanya bisa merasakan segala sesuatu lewat sentuhan kulit atau penciuman.
Ketika terang itu datang, maka ia akan menelan kegelapan.
Kita pun akhirnya bisa melihat segala sesuatu di dalam ruangan tersebut.
Pada waktu bekerja di pedalaman Kalimantan.
Saat itu ada beberapa kampung yang belum mengenal listrik.
Untuk menerangi kegelapan orang-orang menggunakan pelita, obor atau lampu seadanya.
Untuk orang-orang yang punya uang, mereka membeli gentset hingga bisa dinyalakan di malam hari untuk mengusir kegelapan.
Sebuah pelita pada zaman dahulu mempunyai fungsi yang kurang lebih sama dengan berbagai alat penerangan di zaman kita sekarang ini, yakni memampukan kita untuk melihat dan bekerja dalam kegelapan, membuat kita bisa melihat dengan lebih jelas, serta menjaga kita agar tidak tersandung dan jatuh.
Sebagai pengikut Kristus kita, haruslah menjadi seorang pembawa cahaya untuk menghalau kegelapan dunia ini.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,
“Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya.”
Menjadi terang bagi sesama itu tidak mudah.
Kita harus benar-benar menjalani hidup yang terarah dan selalu mengikuti aturan-aturan yang tidak melanggar firman Tuhan.
Untuk menjadi terang yang menerangi banyak orang, pastilah akan banyak penderitaan yang harus kita rasakan dan alami.
Dalam tugas luhur ini, tidak ada ruang untuk cinta diri, tidak ada sesuatu yang boleh kita jadikan sebagai milik yang harus dipertahankan, sebab dimana hartamu berada di situlah hatimu berada.
Terang dalam diri kita bisa padam atau suram, jika kita terlilit oleh godaan.
Melalui kehadiran dan peran serta kita pada medan hidup bersama, terang kita bersinar dan menuntun orang yang ada dalam kegelapan.
Terang itu harus dilihat dan memberi dampak positif bagi orang yang ada di sekitarnya,
Kekatolikan adalah sesuatu yang bisa dilihat atau seseorang yang menjadi pengikut Kristus tidak ada yang disembunyikan.
Jadi menjadi pengikut Kristus tidak bisa dengan sembunyi-sembunyi.
Kalau kita menjadi pengikut Yesus kita harus bisa dilihat, dinyatakan kepada dunia.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah hidupku telah memberi terang bagi sesama yang ada di sekitarku?