Menjadi Pengikut Kristus yang Bijaksana

0
28 views
Perumpaan lima gadis bodoh dan lima gadis bijaksana

Jumat, 30 Agustus 2024

1Kor. 1:17-25.
Mzm. 33:1-2.4-5.10ab.11.
Mat. 25:1-13;

TIDAK bisa dipungkiri, hidup di dunia memang tidaklah mudah. Berbagai cobaan seringkali menghadang mempersulit keadaan. Hanya mereka yang punya motivasi kuat yang bisa bertahan dan menaklukkan setiap rintangan.

Selain itu, sikap bijaksana juga jadi hal yang penting dalam menjalani hidup ini. Sebab, dengan kebijaksanaan seseorang akan lebih mudah menentukan pilihan dan langkah dalam hidup.

Jatuh bangun dalam kehidupan adalah hal yang wajar terjadi. Namun bagaimana cara untuk menjaga semangat agar tidak berputus asa dan mengembangkan sikap kebijaksanaan dalam setiap pikiran, dan tindakan.

“Hilangnya kebijaksanaan dalam hidup membuat ibarat burung terbang tanpa satu sayap,” kata seorang sahabat.

“Kebijaksanaan dalam hidup ini sangat dibutuhkan. Di mana kita mengambil keputusan dari sebuah peristiwa yang menunjukkan keadilan dan kebeningan hati adalah hal paten yang harus kita miliki.

Tanpa kebijaksanaan banyak pemimpin yang tersesat di ranah ambisi dan nafsu kuasa yang mengenaskan.

Banyak orang termasuk para pemimpin mencari kebijaksanaan, tapi kebanyakan mereka tidak mau melakukan kebijaksanaan itu sendiri. Faktanya, bijaksana itu bukan tentang hanya dari perkataan, tapi juga perbuatan,” kata sahabatku itu.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.”

Perumpamaan tentang sepuluh gadis yang menanti mempelai ini mengajari kepada kita bahwa kedatangan Tuhan bisa terjadi pada waktu yang tidak kita duga.

Kita tidak dapat mengetahui hari atau jam-Nya, tetapi kita diajak untuk selalu siap sedia. Waktu yang tak terduga menuntut kita untuk tetap berjaga-jaga dan terus-menerus memperbarui komitmen kita kepada Tuhan.

Kewaspadaan dalam iman adalah hal yang penting; kita tidak boleh terjebak dalam rutinitas atau kelelahan spiritual. Kesungguhan kita dalam mencari Tuhan dan melakukan kehendak-Nya harus konsisten setiap hari.

Kesiapsiagaan bukan hanya tentang persiapan fisik, tetapi juga kesiapan rohani kita. Kita dipanggil untuk hidup dengan iman yang hidup, menjaga hubungan kita dengan Tuhan, dan terus-menerus memperbarui diri dalam kasih dan kebenaran-Nya.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku selalu menjaga komitmenku dalam mengikuti Tuhan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here