Menjadi Sahabat Yesus yang Sejati

0
1,197 views
Ilustrasi: Bersama Yesus. (Ist)

TUHAN Yesus memanggil kita semua untuk menjadi sahabat-Nya di tengah-tengah dunia ini (bdk. Yohanes 15: 15-25).

Bukan cuma memanggil, Ia juga mengutus kita melalui tugas kita masing-masing. Tugas pengutusan menjadi penting dalam hidup kita. Agar tugas pengutusan kita selalu terarah pada-Nya, maka kita perlu mendengarkan sabda-Nya setiap hari agar kita semakin mengenal dan mencintai-Nya.

Tugas pengutusan

Menjadi sahabat Yesus bukan sekadar menerima perintah, kita juga harus siap menjadi rekan sekerja dalam tugas pengutusan-Nya. Rekan sekerja Kristus berarti mendapat tugas dalam karya-Nya di tengah-tengah dunia.

Tugas peutusan dari Yesus memang kelihatannya indah. Namun, setiap orang yang mau menjadi sahabat Yesus harus berani menerima konsekuensi dan tantangan dalam hidupnya.

Maka dari itu, sebagai pengikut-Nya kita harus sampai pada taraf sahabat.

Sahabat Yesus berarti selalu menempatkan Yesus dalam hati serta tindakan hidup kita. Dengan demikian, setiap orang yang mengikuti Yesus harus memiliki keseriusan dalam mengimani-Nya dan senantiasa setia kepada-Nya.

Tantangan: menjadi setia

Sang Guru mengajari kita untuk setia dalam tugas pengutusan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi kita, sebab perkara setia bukanlah suatu hal yang mudah.

Yesus sendiri memberi teladan bagi kita untuk menjadi pribadi yang setia. Ia berjuang untuk mewartakan kebenaran di dunia ini. Buka cuma demikian, Ia juga merelakan diri-Nya disiksa dan disalib karena dosa kita.

Ia mengurbankan Diri-Nya demi kepentingan bersama.

Maka dari itu, kita harus siap mengalami situasi sulit yang bertentangan dengan kehendak diri kita sendiri seperti halnya Yesus. Permasalahannya kita cenderung menginginkan hal-hal yang senang-senang saja. Bahkan kita tidak mau menyisihkan waktu hening sejenak bersama Tuhan.

Kita menyibukkan diri dengan Handphone (HP), bermain game, dan di situasi saat ini sibuk dengan belanja online. Hal ini yang menyebabkan kita menjadi pribadi yang egois.

Maka, kita perlu menyadari bahwa kita tidak mempunyai kuasa atas hidup sendiri. Kita bahkan tidak dapat mengandalkan kekuatan diri. Kita membutuhkan kekuatan dari sumber-Nya, yakni Yesus Kristus. Kekuatan itu dapat kita peroleh dalam relasi kita dengan sesama.

Di masa pandemi sekarang ini, kita menjadi sulit untuk membangun relasi secara langsung dengan sesama. Maka salah satu cara kita agar memiliki relasi yang tetap baik dengan sesama adalah dengan menggunakan media sosial sebagai sarana.

Sarana berarti mempermudah kita untuk menjaga persaudaraan antar sesama. Sebab hidup bersama sangat penting bagi kita untuk menuju pada Allah.

Keharmonisan hidup bersama menjadi modal bagi kita untuk menemukan cinta Tuhan. Dalam hidup bersama kita harus berani meleburkan diri dengan siapa saja, sehingga kita dapat membangun cita rasa kebersamaan.

Salah satu sikap yang perlu bagi kita untuk menjalin hidup bersama adalah sikap terbuka. Kita dapat membangun sikap terbuka terhadap semua orang. Sikap terbuka memberi kesempatan bagi kita agar mengenal sesama dengan baik.

Untuk mewujudkan sikap itu, kita harus mau menerima perbedaan yang nyata di sekitar, karena kita hidup di tengah-tengah keberagaman suku, budaya dan agama.

Dari sinilah kita berupaya merasakan kehadiran nyata Kristus. Kita dapat menemukan wajah Kristus. Sehingga kita dapat membangun cinta akan Kristus dengan memiliki rasa solidaritas dalam hidup bersama.

Kita selalu memohon bimbingan Roh Kudus agar mau mengingatkan kita ketika tersesat. Maka, sikap rendah hati juga menjadi sarana bagi kita untuk menjadi sahabat-Nya yang sejati. Kita harus menyadari keterlibatan Allah dalam segala usaha yang kita kerjakan. Kita mau menghargai sesama.

Sikap rendah hati mengarahkan kita ke jalan yang benar. Kita hendak menjadi pribadi yang mewartakan cinta-Nya atas dasar kerendahan hati.

Dengan demikian kita menghindarkan praktik mewartakan diri sendiri.

Sebagai pengikut Yesus, kita harus membangun kedalaman hidup bersama-Nya. Kita menjadikan Yesus sebagai pribadi yang selalu hadir di dalam setiap langkah hidup ini.

Sehingga kita menyadari bahwa Yesus itu sungguh-sungguh sahabat yang sejati yang tidak pernah meninggalkan kita dalam kehampaan hidup.

Karena kita sahabat, maka kita juga mau menjadi alat-Nya dalam mewartakan kebenaran di tengah-tengah dunia ini.

Semoga sarana-sarana yang telah saya bagikan dapat menyadarkan kita bahwa Yesus itu sahabat kita yang dekat dan hadir dalam hidup kita.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here