Menjadi Saksi Bukan Mencari Sensasi

0
470 views
Aku hanya saksi, bukan Mesias, by Annibale Carracci.

Minggu 17 Desember 2023.

  • Yes. 61:1-2a,10-11;
  • MT Luk. 1:46-48,49-50,53-54;
  • 1Tes. 5:16-24;
  • Yoh. 1:6-8,19-28

MANUSIA itu serakah. Keserakahan sebagai bentuk perilaku tidak pernah merasa cukup atas segala kasih karunia Tuhan yang telah diterimanya. Keserakahan dalam diri manusia tidak akan pernah hilang, sampai ia terbaring dijemput ajal.

Bila tidak ditopang oleh iman yang teguh, sepanjang hidupnya manusia akan dikuasai oleh nafsu yang pada akhirnya menjerumuskan diri kepada nilai-nilai semu, membuat penderitaannya sendiri dan juga penderitaan bagi orang lain.

Serakah dilakukan demi kebahagiaan. Pandangan ini berlaku universal. Kekayaan selalu identik dengan kebahagiaan. Padahal justru ketika kita serakah, maka kebahagiaan akan pergi menjauh.

“Saya menyesal telah berlaku tidak jujur dan mau menang sendiri,” kata seorang bapak. “Karena warisan, saya harus terpaksa tidak sejalan dengan adikku satu-satunya,” lanjutnya.

“Saya mendapatkan banyak bagian dan adikku praktis tidak mendapatkan apa-apa, karena tinggal di luar kota,” kisahnya. “Bahkan semua tanah dan rumah atas namaku,” sambungnya.

“Pada awalnya semua berjalan baik dan saya selalu berpikir bahwa ini semua adalah milik bersama sampai suatu hari terjadi salah paham antara isteriku dengan adikku,” ujarnya.

“Isteriku sangat marah dan kemudian selalu marah jika saya berbagi apapun pada adikku,” sambungnya.

“Adikku tidak pernah marah dan tidak protes meski aku bersikap tidak adil baginya, hingga maut yang merenggut nyawa adikku,” katanya.

“Seadainya saya tegas dengan isteri, mungkin saya tidak akan hidup dengan rasa bersalah sepeti saat ini,” ujarnya. “Semua orang melihat saya sebagai kakak yang tega berbuat curang, nakal, serakah, dengan adiknya sendiri,”tegasnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: ‘Luruskanlah jalan Tuhan’ seperti yang telah dikatakan Nabi Yesaya.”

Yohanes Pembaptis tidak gila hormat dan tidak gila kuasa. Dia sungguh teguh menunjukkan makna kedatangannya ke dunia ini, yakni mempersiapkan jalan bagi Tuhan Yesus Sang Mesias.

Kesaksian Yohanes Pembaptis adalah bentuk kebaikan hati yang terpupuk oleh ketulusan untuk tidak terperangkap dnegan kekuasaan dan kekayaan serta kemewahan.

Dia bertahan tugasnya yakni dengan tegas, terus menyerukan warta pertobatan agar orang meluruskan jalan bagi Tuhan.

Saksi bagi Kristus berarti berani dan terus-menerus mengatakan kebenaran. Untuk itu, Yohanes harus berhadapan dengan instansi resmi yang sering mencurigai dan takut kehilangan posisi.

Para saksi Kristus yang sejati pasti dicurigai dan diselidiki, dibenci dan disuruh berhenti. Akan tetapi, seperti Yohanes, mereka harus tetap bersaksi: karena Dia sudah hadir di tengah dunia yang gelap dan masih mencari sang Terang sejati.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku berani mengambil jalan keteguhan hati seperti Yohanes supaya Tuhan dikenal dan diterima oleh semakin banyak orang?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here