Menjadi Saksi

0

Puncta 19 Mei 2024
Hari Raya Pentakosta
Yohanes 15: 26-27; 16:12-15

DALAM sidang sengketa pilpres kemarin, Romo Franz Magnis-Suseno SJ dihadirkan sebagai saksi. Romo Magnis, demikian panggilan akrabnya, dihadirkan sebagai saksi ahli dalam bidang etika. Ia menunjukkan perilaku-perilaku moral seorang pemimpin.

“Penetapan seseorang sebagai cawapres yang dimungkinkan secara hukum hanya dengan suatu pelanggaran etika berat juga merupakan pelanggaran etika berat,” kata Romo Magnis di depan hakim.

Tidak mudah menjadi seorang saksi. Banyak reaksi pro dan kontra. Ada yang mendukung, tetapi ada juga yang menentangnya. Bahkan dari orang katolik sendiri ada yang tidak setuju.

Tetapi sebagai seorang beriman, apalagi seorang pastor, Romo Magnis sedang bertugas menjadi saksi kebenaran. Yang salah harus dikatakan salah. Yang benar harus dikatakan benar.

Pada Hari Raya Pentakosta ini, Yesus meminta para murid untuk menjadi saksi-Nya. “Jikalau Penolong yang akan Aku utus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu sejak semula bersama-sama dengan Aku.”

Menjadi saksi di persidangan itu harus yakin tentang kebenaran, karena seorang saksi adalah orang yang tahu tentang kebenaran. Saksi tidak boleh berbohong atau mengatakan sesuatu yang tidak benar.

Jika kita berpijak kepada kebenaran, maka Roh Kebenaran itu akan memimpin kita kepada seluruh kebenaran, bahkan jika harus menghadapi hal-hal yang sulit dan pahit sekali pun.

Pasti kebenaran akan menghadapi banyak tantangan dan perlawanan. Tetapi kebenaran tidak akan kalah. Pada saatnya ia akan menunjukkan jalannya sendiri.

Seperti para rasul yang awalnya mengalami ketakutan. Mereka mengunci pintu rapat-rapat karena takut. Dengan Roh Kebenaran yang diterima dari Kristus di hari Pentakosta, mereka berani menjadi saksi-saksi kebangkitan-Nya.

Seperti para murid itulah kita semua mendapat mandat dari Yesus untuk bersaksi tentang kebenaran. “Kamu juga harus bersaksi, karena sejak semula kamu telah percaya kepada-Ku dan bersama-sama dengan Aku,” begitu kita-kira sabda Yesus kepada kita.

Beranikah kita menjadi saksi-Nya kendati menghadapi pertentangan?

Jadi mahasiswa mahal biayanya,
Kalau lulus belum tentu dapat kerja.
Orang benar banyak musuhnya,
Kadang justru dari teman dekatnya.

Cawas, jadilah saksi Kristus
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version