AKHRNYA memilih “karier” hidup dengan menjadi seorang suster suster biarawati OSF itu bukanlah sesuatu yang sebelumnya pernah saya rencanakan maupun saya bayangkan.
Niat baik ini baru tumbuh di hati dan kemudian bisa dirasakan gejolak hati ke “arah itu”, sejak saya bertemu seorang suster biarawati anggota Kongregasi Suster SSpS.
Dan kejadian ini berlangsung sewaktu saya masih duduk di bangku SD. Rasanya sungguh senang bisa mengikuti kegiatan Sekolah Minggu dan SEKAMI, ketika saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar.
Perjumpaan itu membuat saya selalu bersemangat, bila bertemu Suster, Romo maupun Frater. Rasanya selalu rindu untuk bertemu.
Seiring dengan berjalannya waktu dan singkat cerita, maka setelah tamat SD, saya memutuskan melanjutkan SMP di sekolah milik paroki dan kemudian tinggal di asrama di bawah bimbingan para suster SSpS.
Menjadi anak asrama
Kehidupan baru di asrama sungguh membuat saya senang sekali, karena di sana itu saya lalu bisa berjumpa dan tinggal bersama para suster.
Satu hal yang hingga kini masih membekas adalah semua agenda sudah terjadwal dengan sangat rapi dan ketat. Itu mulai dari bangun pagi sampai tidur malam.
Semuanya sudah terjadwal dan itu dilakukan secara teratur sesuai dengan aturan yang telah disepakati bersama; baik oleh anak-anak asrama maupun pihak orangtua.
Artinya, kami dididik dengan sangat disiplin. Yang melnggar akan mendapat sanksi.
Hidup di asrama membuat saya kesulitan untuk bisa dengan lebih intensif mengenal seluk-beluk hidup para suster biarawati. Namun, “kekosongan” itu terlupakan oleh sukacita yang saya rasakan setiap kali diajak aktif dalam berbagai kegiatan sekolah dan asrama.
Kegiatan di asrama membuat saya menjadi suka dan rajin datang mengunjungi gereja, menjadi misdinar, ikut kelompok paduan suara, dan kegiatan lainnya.
Saya merasa sangat betah tinggal di asrama.
Apa itu OSF?
Saya menemukan sesuatu yang waktu itu juga semakin meyakinkan niat saya untuk bisa menjadi suster biarawati.
Waktu kurang lebih selama enam tahun di mana waktu itu saya tinggal di asrama mulai dari tingkat SMP sampai SMA membuat saya semakin membulatkan tekad.
Sekali waktu, saya berjumpa dengan pastor paroki dan oleh romo itu saya dibisiki untuk mengenal lebih dekat dengan Kongregasi Suster OSF.
Apa dan bagaimana, saya tidak kenal sama sekali dengan OSF.
Namun, aneh bin aneh, saya langsung mengiyakan dan segera berminat ingin mengenal lebih jauh dengan Kongregasi OSF.
Halangan dari keluarga
Niat baik itu ternyata tidak ditanggapi dengan baik oleh keluarga. Tidak semua anggota keluarga menyetujui keinginan dan niatan saya.
Namun, aneh juga waktu itu, semua hambatan itu tidak sampai memadamkan semangat untuk menanggapi panggilan Tuhan. Dengan penuh perjuangan akhirnya saya mencoba melangkah dengan keyakinan bahawa Tuhan yang memulai pasti akan menyertai perjalanan saya.
Masuk Fioretti Kupang
Tepat tanggal 28 juli 2012, saya memulai Masa Aspiran di Kongregasi Suster-suster St. Fransiskus dari Tobat dan Cinta Kasih Kristiani (OSF Semarang) di Komunitas Fiorreti Kupang. Di sana saya tinggal selama kurang lebih 10 bulan.
Pada tanggal 18 April 2013, saya akhirnya bisa berangkat ke Jawa melanjutkan program pembinaan diri menjadi Aspiran di Komunitas OSF di Poncol, Semarang.
Program ini saya lalui selama dua dua bulan, dan akhirnya pada tanggal 22 Juli 2013 saya masuk Postulat OSF di Banyumanik, juga masih di Semarang.
Di Masa Postulat inilah, saya bersama teman–teman calon Novis Suster OSF mulai belajar mengenal Kongregasi; kurang lebih selama satu tahun.
Kleding
Pada tanggal 21 Juni 2014 berlangsunglah acara kleding atau ganti busana biara dan kemudian bersama-sama teman calon Novis Suster OSF, saya pun mulai menjalani Masa Novisiat.
Inilah masa-masa masa hening menekuni proses bina diri bersama bersama Allah dan Suster Pembina.
Pada tanggal 21 Juni 2016, bersama teman-teman Novis Suster OSF, saya diizinkan boleh mengucapkan profesi pertama sebagai Suster Biarawati OSF di Novisiat OSF Banyumanik.
Saya memulai tugas pengutusan pertama kali di Komunitas OSF di Matraman, Jakarta Timur dan tugas ini saya jalani selama kurang lebih tiga tahun.
Setelah malang melintang di dunia pendidikan formal di sekolah dan urusan administrasi, kini saya diberi tugas pengutusan menjadi “perawat” untuk para suster OSF senior yang sudah purna tugas di Komunitas Magdalena Daemen BSB, Semarang Barat.