CINTA kasih merupakan segala-galanya dalam hidup orang beriman. Sayang, banyak orang kurang menyadari hal ini. Akibatnya, hidup bersama sering mengalami ketidakharmonisan.
Suatu hari dilaksanakan resepsi pernikahan antara seorang putra bangsawan dan seorang putri dari rakyat jelata. Sebelum acara itu dilangsungkan, banyak orang kasak-kusuk.
Mereka tampak tidak rela seorang putra bangsawan mempersunting seorang gadis dari rakyat jelata. Banyak tamu undangan yang hadir karena terpaksa. Sebenarnya, mereka ingin melihat seorang bangsawan yang menikah dengan seseorang dari kalangan bangsawan.
Tetapi itulah yang terjadi. Sang ibu dari putra bangsawan itu bahkan sangat mendukung putranya. Baginya, ia mesti menghargai pilihan putranya. Cinta putranya tidak bisa dihentikan begitu saja hanya karena status atau kedudukan. Baginya, lebih baik putranya menikah atas dasar cinta daripada menikah karena dikehendaki dirinya.
Cinta telah memotivasi putra bangsawan itu untuk mempersunting dan menikahi gadis yang berasal dari rakyat jelata itu. Ia tidak peduli akan penilaian orang. Baginya, cinta adalah segalanya. Hanya dengan cinta, orang mampu menjalani hidup ini dengan penuh sukacita dan bahagia.
Usai pernikahan yang megah dan mewah, kedua sejoli itu hidup bahagia. Sang putra bangsawan memperlakukan isterinya dengan penuh hormat.
Ia sangat menaruh cinta kasih kepadanya. Tidak ada yang mampu membendung kehidupan mereka yang bahagia dan harmonis. Mereka pun dikarunia berkat yang luar biasa dari Tuhan.
Kekuatan cinta membara
Kekuatan cinta sangat menakjubkan. Orang yang hidupnya didasarkan kekuatan cinta akan mengalami sukacita dan damai dalam hidupnya.
Orang tidak perlu cemas akan pengkhianatan dalam hidup bersama. Apalagi orang sungguh-sungguh menyadari bahwa cinta itu tidak hanya diciptakan dirinya sendiri, tetapi cinta itu berasal dari Tuhan.
Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk menerima sesama kita apa adanya. Hal ini didorong oleh cinta kasih yang menjadi landasan bagi seseorang untuk menerima sesamanya. Memang, tidak mudah untuk menerima sesama apa adanya. Mengapa? Karena manusia memiliki gengsi atau harga diri yang sering lebih diutamakan daripada cinta kasih.
Karena itu, hidup manusia mesti senantiasa dilandasi oleh cinta kasih yang berkobar-kobar bagi diri dan sesama. Tanpa cinta kasih, hidup manusia tidak memiliki makna. Hidup manusia seperti sayur tanpa garam. Tidak ada rasa enak dalam hidup ini. Yang ada hanya cinta diri yang berlebihan.
Untuk itu, orang mesti selalu menumbuhkan cinta yang sejati dalam hidupnya. Mengapa? Karena cinta sejati tidak dapat ditukar dengan kesempurnaan fisik dan harta benda. Cinta sejati akan terus membara, tidak dapat dipadamkan sekalipun oleh aliran sungai yang deras.
Cinta sejati mampu memberi apa saja yang dibutuhkan oleh sesama demi hidup yang lebih baik. Orang yang memiliki cinta sejati akan rela mengorbankan hidupnya bagi orang yang dicintai tanpa syarat.
Mari kita tumbuhkan cinta sejati dalam hidup kita. Dengan demikian, hidup ini memiliki daya kekuatan yang berguna bagi diri dan sesama. Tuhan memberkati.