Home BERITA Menyalakan Pelita Tuhan

Menyalakan Pelita Tuhan

0
715 views
Ilustrasi - Lampu dian terangi kegelapan. (Ist)

PERUMPAMAAN tentang pelita (Lukas 8: 16-18) melanjutkan perumpamaan tentang penabur (Lukas 8: 4-15). Isinya senada, namun dengan pesan agak berbeda.

Benih yang ditaburkan baru tampak bahwa itu sungguh benih apabila sudah tumbuh dan menghasilkan buah.

Demikian pula sabda Tuhan baru tampak kesejatiannya bila menghasilkan buah dalam tindakan nyata.

Halnya serupa dengan orang yang menyalakan pelita. Bagaimana orang lain tahu bahwa kita sudah menyalakan pelita pada saat kita menyembunyikannya di bawah tempat tidur (Lukas 8: 16)?

Menyalakan pelita itu pararel dengan menerima benih yang ditaburkan dan tampak buahnya. Pelita baru menunjukkan manfaatnya ketika memberikan terang ke sekitarnya.

Dalam Lukas 8: 16-18, siapakah yang menyalakan pelita?

Tuhan Yesus. Dia telah menyalakan pelita iman, pengharapan, dan kasih dalam diri para murid-Nya. Dia menghendaki agar nyalanya menerangi orang-orang yang berada di sekitar murid-murid-Nya itu hidup.

Yang dinyalakan Tuhan itu harus diketahui, karena “tiada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tiada suatu rahasia yang tidak akan diketahui atau diumumkan (Lukas 8: 17).

Jangan menahan atau menyembunyikan anugerah Tuhan (iman, pengharapan, dan kasih) itu untuk diri sendiri.

Terang kasih yang dibagi tidak berkurang. Tidak perlu takut membagikannya, karena semakin orang membagikannya, semakin dia akan memilikinya berlimpah-limpah.

Bukankah semakin membagi kasih orang justru makin kaya dan kuat di dalamnya?

Sebaliknya, mereka yang menyimpannya bagi diri sendiri justru akan kehilangan. “Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya.” (Lukas 8: 18).

Jadi, selama hidup ini marilah kita menyalakan pelita Tuhan.

Senin, 19 September 2022

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here