INJIL hari ini (Matius 10:37-42) diawali dengan tuntutan Radikal (Matius 10:37-38) yang perlu dipahami secara tepat. Yesus tidak anti atau membenci orangtua, anak, atau keluarga. Namun, Dia menunjukkan keluarga baru, yakni keluarga Allah yang warganya bergabung lewat Yesus.
Selanjutnya, Dia menantang orang yang tidak mau memikul salib Kristus yang menuntut orang menjadi pelayan. Yesus wafat di salib sebagai hamba yang melayani manusia dan melaksanakan kehendak Allah.
Sebaliknya, mereka yang bersedia memikul salib itu akan dianggap layak oleh Yesus. Mereka yang kehilangan nyawa karena mengikuti dan memikul salib Kristus akan menyelamatkan nyawanya (Matius 10:40).
Akhirnya, Yesus berbicara tentang orang-orang yang menyambut murid-murid-Nya, yakni mereka yang telah memikul salib-Nya. Mereka itu telah menyambut Yesus dan bahkan menyambut Dia yang mengutus Yesus, yakni Tuhan Allah sendiri (Matius 10:40).
Yesus juga menegaskan bahwa mereka yang menyambut nabi akan menerima upah nabi (Matius 10:41). Siapa yang menyambut utusan Tuhan akan menerima upahnya (2 Raja-Raja 4:14’16a). Perempuan kaya di kota Sunem dianugerahi anak, karena menyambut nabi Elisa di rumahnya.
Mereka yang menyambut orang benar akan menerima upah orang benar (Matius 10:41). Orang benar itu melakukan yang dikehendaki Tuhan. Yang secara sempurna melakukannya ialah Yesus. Para pengikut-Nya yang telah meneladan Dia termasuk di dalamnya.
Bahkan mereka yang memberi air sejuk secangkir kepada murid Yesus akan menerima upahnya. Memberi air berarti menyambut orang lain di dalam rumahnya.
Para murid yang telah menyatukan hidupnya dengan hidup Yesus menjadi saluran berkat bagi orang-orang yang berbuat baik kepada mereka.
Mengikuti Yesus itu mengandung tuntutan dan konsekuensi yang berat. Bisa diusir dari keluarga, suku, atau negara.
Namun, mereka yang setia mengikuti Dia secara konsisten dan konsekuen menikmati upahnya. Bukan hanya mereka, tetapi termasuk juga yang menyambut para pemikul salib Kristus itu.
Minggu, 2 Juli, 2023