Menyembah Kristus seperti Para Majus

0
729 views

UNGARAN – Kabupaten Semarang, Minggu, 10/01/2016. Ini Natalan di salah satu Lingkungan Paroki Ungaran yang terakhir yang kuikuti dalam hari-hari ini. Dan ini pun unik.

Penyelenggara adalah Lingkungan St. Yohanes Paulus II dari Wilayah VI yang terdiri dari empat lingkungan termasuk St. Yohanes Paulus II. Diundang hadir tiga Ketua Lingkungan lain yakni Yohanes Rasul, Yohanes Pemandi dan Yohanes de Brito. Lingkungan Yohanes Paulus II terdiri dari 56 KK dari 180 jiwa.

Sebagian besar dari mereka hadir dalam Natalan bersama di Kencana Agrowisata yang terletak di teritorial lingkungan ini. Saat saya tiba di lokasi, pukul 10.45 mereka sedang asyik menyanyi dan menari bersama anak-anak PIA (Pendampingan Iman Anak). Saya pun turut bergoyang sambil menyalami semua hadirin satu per satu bahkan ada yang dua kali salaman.

Segera sesudah itu acara dibuka dengan doa oleh Prodiakon Pak Sus. Begini Sus berdoa, “Tuhan Allah Bapa kami Sumber Kebahagiaan Abadi, Penyelamat dan Pengharapan semua pendosa. Putera-Mu Tuhan Yesus Kristus, kesukaan terbesar berada di tengah-tengah manusia, bahkan menjadi manusia sepenuhnya demi cinta kasih-Mu kepada manusia. Hari ini putera-puteri-Mu di Lingkungan St. Yohanes Paulus II ingin merayakan keberadaan Putera-Mu di tengah-tengah kami dalam perayaan Natal yang sederhana namun penuh sukacita. Sejak pengembangan Lingkungan St. Yohanes Pemandi, sekarang umat-Mu di Lingkungan St. Yohanes Paulus II sudah lebih dari 50 KK atau lebih dari 177 jiwa, namun di antara kami masih banyak yang belum saling mengenal, sedangkan Engkau sediri menghendaki agar kami selalu ”Hidup Bersama sebagai Keluarga Allah”, karenanya kami semua berharap melalui perayaan ini akan terwujud tali persaudaraan di tengah kesibukan bekerja. Semoga kami mampu membangun persaudaraan sejati berdasarkan nilai-nilai budaya Indonesia, dengan saling mengenal-memahami dan saling peduli satu keluarga dengan keluarga yang lainnya dan memupuk dan membina semangat persaudaraan Keluarga besar Lingkungan St. Yohanes Paulus II untuk menghayati fenomena hidup manusia melalui peristiwa kelahiran Yesus Kristus. Allah Bapa Tuhan kami, kami mohon Berkat kekuatan-Mu melalui perayaan Natal ini semoga umat-Mu di Lingkungan ini mampu melibatkan diri dalam mensukseskan ARDAS 2016-2020 menyambut kedatangan Yesus Kristus yang menghadirkan bumi baru dan langit baru bagi orang-orang yang menantikan keselamatan, serta mensukseskan RIKAS 2016-235 dengan mewujudkan Peradaban Kasih dalam Masyarakat Indonesia yang sejahtera, bermartabat dan beriman. Semoga dengan bimbingan Roh Kudus-Mu kami umat-Mu mampu menggiatkan lingkungan sebagai pusat hidup beriman yang semakin transformatif. Pimpinlah acara ini ya Allah, semoga acara ini berjalan dengan lancar dan penuh sukacita. Permohonan ini kami sampaikan dengan perantaraan Kristus Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.”

Sesudah berdoa saya pun berkata kepada Pak Sus, “Wah doanya bagus banget. Komplit plit! Proficiat.”

Sesudah doa ada tarian dua anak dengan iringan tembang “Lir-Ilir” karya Sunan Kalijaga. Disampaikan pula sambutan-sambutan mulai dari ketua panitia, lingkungan hingga ketua wilayah.

Menarik menyimak yang disampaikan Ir. Supangadi Ketua Wilayah VI. Disebutnya tiga hal terkait Natal yakni hadirnya kebaikan, kebenaran dan keindahan melalui Yesus. Umat diajak untuk mewujudkan ketiganya.

Melanjutkan yang disampaikan ketua wilayah itu, dalam hikmah Natal, saya sampaikan satu hal lagi yakni kesucian. Kesucian itu dilaksanakan melalui antara laik sikap sembah sujud seperti para majus dari Timur yang dibacakan dalam kutipan Injil. Kesucian dalam sembah sujud pula yang diupayakan oleh St. Yohanes Paulus II khususnya nelalui Adorasi Ekaristi Abadi. Apa yang bisa dilakukan umat Lingkungan Yohanes Paulus II?

Kebetulan sesaat sebelum giliran saya menyampaikan hikmah Natal, Pak Sus mengungkapkan kerinduannya agar ada gerakan Adorasi Ekaristi Abadi di Ungaran. Mungkinkah? Jawabku, “Tergantung dari panjenengan dan lainnya yang berminat dengan ikhlas dan sukacita seperti para majus dari Timur yang tadi dibacakan dari Injil oleh Ririn.” Maka hal itulah yang kuterangkan dalam hikmah Natal: Sukacita menyembah Yesus di palungan seperti para majus dari Timur.”

Mengakhiri hikmah Natal kuajak semua hadirin bernyanyi dalam Yesus Kita Bersaudara…. jangan gontok-gontokan… tapi salam-salaman, saling mengampuni dan mengasihi.

Dengan berbagai acara lainnya termasuk makan siang dan pembagian dorprize serta foto-foto bersama, acara yang dimulai pukul 10.30 itu selesai pukul 14.30. Semoga tetap kompak selalu dalam iman, harapan dan cinta kepada Kristus. Selamat dan proficiat! Semoga kerinduan mereka untuk menyembah Kristus seperti para majus dapat terwujud seturut doa dan kerinduan St. Yohanes Paulus II dan terutama seturut kehendak-Nya. Amin.***

11 Jan 2016 - Berita - Pic 2

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here