Bacaan 1: Yeh 47:1-9. 12
Injil: Yoh 5:1-16
KADANG seseorang memiliki suatu penyakit yang “tidak kelihatan”, yaitu “luka batin”.
Pengalaman masa lalu yang sering disakiti atau mengalami kekerasan dalam keluarga membuat rasa dendam yang mendalam dan dilampiaskan kepada orang lain.
Penyakit yang sesungguhnya jauh lebih “mematikan” dalam peradaban manusia masa kini.
Setiap ketemu orang lain bawaannya marah, membenci, iri hati, egois, berlaku kejam dan tidak percaya. Dengan sikap demikian, tentu akan sulit punya teman atau minimal tidak ada orang yang menaruh perhatian kepadanya.
Seorang lumpuh sedang berusaha mencari kesembuhan dari guncangan air di kolam Betesda. Ia mengalami keterpurukan lumpuhnya selama 38 tahun. Guncangan kolam itu dipercaya mampu menyembuhkan berbagai penyakit, karena dipercaya datang dari campur tangan ilahi.
Siapa saja yang terkena ombaknya, akan sembuh.
Saat ditanya Tuhan Yesus, “Maukah engkau sembuh?”
Bukannya menanggapi, ia malah menyalahkan orang lain yang tidak mau membantunya selama tiga puluh delapan tahun.
Orang itu juga tidak mengucap terima kasih saat disembuhkan Yesus dan tidak mau menanggung pelanggaran Hari Sabat. Namun justru melemparkan pelanggaran tersebut kepada Yesus, Tuhan yang menyembuhkannya.
Itulah ciri-ciri luka batin yang dimilikinya.
Akhirnya, orang lumpuh itu tidak perlu guncangan air kolam Betesda untuk sembuh sebab ia bertemu dengan “Sang Air Hidup”.
Maka saat Yesus bertemu lagi dengannya di Bait Allah, ia ditegur oleh-Nya,
“Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.”
Fisik telah disembuhkan namun luka batinnya perlu ia sembuhkan pula.
Nabi Yehezkiel mendapatkan penglihatan sebuah sungai yang mengagumkan dari utusan surgawi, mengalir dari bawah Bait Suci.
Utusan surgawi itu menjelaskan bahwa sungai itu merupakan air kehidupan yang mengalir dari takhta Allah. Maka kemanapun sungai itu mengalir, akan membawa kehidupan bagi yang dilewatinya.
Pesan hari ini
Kenali dan sembuhkan luka batinmu, lalu datang sujud kepada “Sang Air Hidup” yaitu Yesus. Kemudian bangkit dari keterpurukanmu melalui pertobatan.
“Kamu tidak diciptakan untuk hidup tertekan, kalah, bersalah, terkutuk, malu atau tidak layak. Kamu diciptakan untuk menjadi pemenang. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”