“Pada waktu itu kamu akan berteriak karena raja yang kamu inginkan itu, tetapi Tuhan tidak akan menjawab kamu.” (1Sam 8,18)
BEBERAPA waktu yang lalu, ada sebuah berita yang berjudul, “Makin banyak warga Amerika menyesal pilih Trump.” Berita ini rupanya berkaitan dengan seratus hari kiprah Presiden yang baru. Seratus hari setelah Amerika mempunyai Presiden, sebuah stasiun televisi bekerjasama dengan sebuah lembaga penelitian mengadakan sebuah survey. Hasil survey memperlihatkan bahwa hanya 36 persen warga AS bersedia memilih kembali DT sebagai Presiden, kalau pilpres 2020 dilaksanakan hari ini. Sedangkan 55 persen warga lain ingin memilih kandidat lain; dan lima persen lainnya mengatakan terlalu dini untuk menentukan pilihan.
Rakyat dari sebuah daerah, kota dan negara selalu mengharapkan hadirnya seorang pemimpin, seperti halnya diinginkan oleh semua tua-tua Israel. Mereka datang kepada Samuel yang sudah tua dan minta agar Samuel mengangkat seorang raja. Keinginan yang sama juga nampak dalam banyak daerah di Indonesia. Banyak partai telah menetapkan pasangan calon pemimpin dari beberapa daerah yang diharapkan rakyat. Pasangan-pasangan calon pun telah memasang gambar mereka di jalan-jalan besar dan sudut-sudut daerah. Tidak lama lagi memang akan terjadi pilkada serentak di Indonesia; dilanjutkan dengan pileg dan pilpres.
Beberapa daerah sudah terlebih dahulu dalam menentukan pasangan pemimpinnya. Rakyat sudah memilih pemimpin yang selaras dengan agamanya. Mereka tinggal menunggu kiprah dari pemimpin yang telah mereka pilih. Betulkah pemimpin terpilih sungguh sesuai dengan yang mereka harapkan; dan dapat memenuhi apa yang diinginkan rakyat? Betulkah rakyat sungguh puas atas kinerja pemimpin baru yang telah mereka pilih?
Pengalaman rakyat Amerika jangan-jangan juga terjadi di Indonesia. Rakyat di beberapa daerah jangan-jangan mulai kecewa dan menyesal terhadap pilihan mereka. Pemimpin terpilih nampaknya tidak mempunyai kompetensi sebagai pemimpin rakyat; bukan pribadi yang unggul dan berkualitas dalam banyak hal. Kekecewaan dan penyesalan nampaknya juga dialami oleh bangsa terpilih terhadap raja yang mereka inginkan. Mereka memilih dan meminta seorang raja berdasarkan keinginan dan harapan mereka; tetapi bukan berdasar kehendak dan pilihan Allah. Mereka menolak Samuel, seorang yang dipilih Allah dan menginginkan raja lain. Samuel memang merasa kesal karena ditolak oleh semua tua-tua bangsa. Namun demikian, Allah bersabda, “Dengarkan dan turutilah! Sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak!”
Dalam peristiwa dan pengalaman apa, saya kecewa, menyesal dan ikut berteriak terhadap pemimpin rakyat dan Gerejaku? Dalam peristiwa dan pengalaman apa saja, umat beriman juga kecewa, menyesal dan berteriak terhadap kepemimpinanku? Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)