Bacaan 1: Kej 23:1-4. 19; 24:1-8.62-67
Injil: Mat 9:9-13
Dalam psikologi dikenal yang namanya “Dunning-Kruger Effect”, orang yang tidak mampu mengendalikan ilusi “superiotas” dalam dirinya. Selalu menganggap rendah orang lain, tingkat kepercayaannya terlalu tinggi.
Penyebab utamanya adalah ego.
Salah satu cirinya adalah, merasa dirinya paling benar. Orang seperti itu selalu merasa bahagia dengan ilusi bahwa ia adalah manusia paling hebat di dunia.
Hari ini kita menjumpai beberapa orang Farisi yang memiliki sifat seperti “Dunning-Kruger effect” tadi. Mereka merasa paling benar, paling suci dan menganggap pihak lain sebagai orang salah (berdosa).
Dalam tradisi Yahudi saat itu, pemungut cukai memang mereka golongkan sebagai pendosa. Dianggap memiliki “pekerjaan kotor”, sehingga harus “dipinggirkan” (tidak perlu berteman dengan mereka). Sikap seperti ini sangat dicela oleh Tuhan Yesus.
“Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.
Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
Sebetulnya orang-orang Farisi itu juga “sakit mentalnya” namun sikap superioritasnya telah menghalangi kerendahan hati dan pertobatan mereka.
Berbeda dengan para pemungut cukai yang diwakili oleh Matius, saat dipanggil tanpa ragu lalu mengikut-Nya dan melakukan pertobatan.
Hamba Abraham yang diambil sumpah itu tadinya juga “merasa benar” saat mengusulkan membawa Ishak kembali ke negeri asal Abraham (jika ia meninggal). Namun usulan itu ditentang Abraham karena justru Allah telah mengambilnya keluar dari negerinya untuk dibawa ke “Tanah Terjanji”.
Ur Kasdim dan Haran adalah negeri asal Abraham, yang penuh dengan para penyembah berhala.
Pesan hari ini
Bangga dengan kelebihan atau kehebatan diri boleh-boleh saja. Namun bukan dengan cara menginjak orang lain seolah dirinya paling benar.
Kesombongan selalu menghalangi seseorang untuk bertobat.
“Dakilah gunung supaya kamu bisa melihat dunia, bukan dunia yang bisa melihatmu.”