LEBIH dari 600-an kaum lansia umat Paroki Santa Maria Bunda Kristus Wedi, Klaten, Jawa Tengah mengikuti Misa Adiyuswa untuk kaum lansia di Gereja SPM Bunda Kristus Wedi, Minggu 13 November 2016 pagi. Dalam Misa Adiyuswa ini imam memberi pelayanan Sakramen Minyak Suci kepada umat yang telah berusia lanjut atau mereka yang sakit.
Misa Adiyuswa ini dipimpin oleh Pastor Kepala Paroki Wedi Rama Andrianus Maradiyo Pr. Dalam homilinya, Rama Maradiyo menyampaikan, Misa Adiyuswa ini menjadi waktu yang mirunggan (khusus) bagi sekalian adiyuswa, terutama bagi mereka yang mau menerima Sakramen Minyak Suci.
“Terima kasih kepada bapak-ibu yang telah berkenan hadir pada Misa Adiyuswa ini. Terima kasih atas jasa-jasa, amal kebaikan, dukungan, dan keterlibatan bapak-ibu selama ini sehingga Pasamuan Suci (Umat Katolik) Gereja Paroki Wedi bisa berkembang seperti ini. Semoga bapak-ibu terus diberi kesehatan, semakin bahagia, dan tenteram,” kata rama.
Rama Maradiyo berpesan kepada generasi lebih muda agar mau memahami ‘psikologi’ orangtua. “Belum tentu orangtua itu akan bahagia ketika sudah dicukupi makanan, diberi pakaian, diajak tinggal di rumah yang mewah. Perhatian dan kasih sayang anak itu lebih berharga bagi para orangtua. Karena itu, jangan sampai orangtua itu ‘dicabut’ dari omah keprabon (rumah aslinya). Pasti, orangtua tidak akan kerasan. Sebab orangtua itu sudah dalam zona kenyamanan,” ujar rama.
Hormat dan bakti kepada orangtua
Rama asal Paroki Girisonta, Semarang ini mengajak anak-anak untuk menghormati dan mencintai orangtuanya. “Anak-anak harus menghormati para orangtuanya. Karena hal ini juga tercantum dalam 10 Perintah Allah. Anak-anak juga harus mencintai orangtuanya, terutama bagi anak-anak yang masih mempunyai orangtua. Mumpung mereka (orangtuanya) masih hidup. Karena kalau orangtuanya sudah meninggal dunia, maka anak-anak tidak akan bisa lagi membahagiakan orangtuanya di dunia ini,” ajak rama.
Usai homili, Rama Maradiyo lalu menerimakan Sakramen Minyak Suci kepada umat. Satu per satu, umat maju untuk menerima Sakramen Minyak Suci. Sedang umat yang karena kondisi kesehatannya tidak mampu berjalan (hanya duduk di tempat), maka Rama Maradiyo mendatangi mereka.
Usai misa, para lansia menikmati minuman teh manis dan makan nasi liwet yang dipincuk di halaman Gereja Wedi. Saat menikmati hidangan tersebut, para lansia dihibur alunan musik keroncong yang dimainkan oleh umat Paroki Wedi. Mereka nampak bahagia menikmati momen tahunan ini.
Ketua Bidang Liturgi dan Peribadatan Paroki Wedi Aloysius Gonzaga Surono menjelaskan, misa lansia ini rutin digelar setiap tahun di Paroki Wedi. “Misa Lansia ini diprioritaskan untuk umat yang berusia lanjut atau berusia 60 tahun ke atas. Dan untuk umat yang belum berusia lanjut, namun berkeinginan menerima Sakramen Minyak Suci dikarenakan kondisi kesehatannya,” terangnya.