BICARA tentang sosok Romo Kurris SJ, Yohanes Pudyo dari Gereja Paroki Santa Anna di Duren Sawit, Jakarta Timur, punya kisahnya sendiri. Kalau mau dirangkum dalam satu-dua kata, maka Pudyo punya rumusan singkat: “Romo Kurris adalah sosok imam serba plus,” tutur mantan karyawan United Tractor ini.
Komentar macam ini jelas ada juntrungannya, ketika dengan mudah Yohanes Pudyo langsung menunjuk bukti nyata hasil kerja keras Romo Kurris membangun gereja dan terlebih komunitas-komunitas umat katolik di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ).
“Bersama almarhum Romo van den Braak SJ, Romo Kurris aktif mencari dana untuk membangun Gereja Paroki Santa Anna di Duren Sawit hingga akhirnya berdiri megah sampai sekarang,” tutur Pudyo yang juga umat Paroki Santa Anna.
Renovasi Katedral
Renovasi besar mengganti atap Gereja Katedral Jakarta terjadi karena dan berkat Romo Kurris SJ, ketika beliau diberi tugas Mgr. Leo Soekoto menjadi pastor kepala di Paroki Katedral. “Yang paling fenomenal tentu saja keberadaan Gereja Paroki Santo Servatius Kampung Sawah,” kata Pudyo lebih lanjut.
Kampung Sawah di awal tahun 1990-an sungguh masih merupakan “hutan belantara” dan berada di pinggiran Jakarta. Begitu Romo Kurris masuk menjadi pastor kepala di situ, dinamika umat katolik menjadi lebih hidup.
Serba plus
Pokoknya, tandas Pudyo, “Semuanya serba plus untuk Romo Kurris. Hebat mencari dana untuk projek pembangunan gereja dan renovasi. Meski sering mendapat titipan Keuskupan sejumlah imam muda diosisan KAJ, Romo Kurris –sekalipun Yesuit—tetap rendah hati mau berkawan dengan romo-romo dari komunitas lain,” kata Pudyo.
Mengawal tumbuhnya budaya lokal
Menurut Wid Sumartopo yang asli Salatiga (Jawa Tengah), karya paling mencolok mendiang Romo Kurris adalah keberadaan umat Paroki Kampung Sawah di Jatiasih, Bekasi. Lebih sebagai komunitas umat beriman, kata Wid, dibanding bicara tentang sosok bangunan gereja.
“Karya besar almarhum Romo Kurris di Kampung Sawah mengingatkan saya pada sosok figur Yesuit lain yakni Roberto de Nobili SJ. Ia adalah seorang Yesuit Itali yang berhasil mengangkat budaya lokal India sebagai bagian ekspresi inkulturasi iman,” papar Wid dalam milis Sesawi, sebuah forum paguyuban Antarsesama Warga Ignatian (Sesawi) di Indonesia. (Bersambung)