Bacaan 1: 1Mak. 4:36-37,52-59
Injil: Luk. 19:45-48
Marah adalah salah satu yang termasuk dalam tujuh dosa pokok, yaitu dosa yang mendatangkan dosa lainnya dan bahkan bisa lebih parah. Dalam perikop injil hari ini Tuhan Yesus menunjukkan kemarahan-Nya pada para pedagang di Bait Allah.
Lho, berarti Tuhan Yesus berdosa dong?
Tunggu dulu, “aja kesusu” jangan terburu-buru.
Kapan kamu ingat terakhir marah sama anak, sahabat, orang tua atau kita balik pertanyaannya, kapan terakhir dimarahi orang tua? Apakah kemarahan tersebut menyiratkan kebencian atau kasih sayang? Tentulah marah yang menyiratkan sayang, sebab tidak menyebabkan timbulnya dosa yang berikutnya.
Berbeda dengan marah yang disertai kebencian, itulah marah yang termasuk dalam tujuh dosa pokok.
Demikian juga marahnya Tuhan Yesus, adalah marah sayang.
Kasih kadang-kadang tidak selalu berbentuk kelembutan, namun bisa berbentuk kemarahan.
“Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.”
Bait Allah yang merupakan tempat tinggal Allah telah dijadikan sarana kejahatan yang berbalut kebaikan. Para pedagang di Bait Allah, sekilas terkesan baik sangat membantu para Yahudi diaspora menyiapkan kurban dan persembahan. Namun dibalik itu ternyata ada penipuan, kolusi (dengan para imam kepala), kejahatan dan mencari keuntungan pribadi.
Disinilah Tuhan Yesus tidak menginginkan perilaku-perilaku jahat tersebut ada di dalam Bait Allah. Demikian juga tubuhmu jika telah dirasuki si jahat, pastilah Tuhan akan marah agar kamu menyadarinya lalu bertobat.
Yudas Makabe beserta saudara-saudaranya dan segenap jemaah Israel marah karena Raja Antiokhus Epifanes telah membawa kemurtadan bangsa Yahudi serta “menginjak-injak” martabat Bait Allah. Setelah mereka berhasil menumpas bala tentara raja, maka Bait Allah harus kembali ditahirkan.
“Musuh kita sudah hancur. Baiklah kita pergi mentahirkan Bait Allah dan mentahbiskannya kembali.”
Demikian katanya.
Pesan hari ini
Tuhan Yesus marah terhadap kejahatan yang dilakukan manusia terutama terhadap tubuhnya sendiri, sebab tubuh adalah “Bait Allah”.
Tuhan Yesus dan Yudas Makabe marah karena cinta-Nya pada Allah Bapa.
“Tidak penting seberapa besar rumahmu, yang penting bahwa ada cinta di dalamnya.”