“SAYA optimis Persekolahan Katolik Nyarumkop bisa bangkit kembali menjadi sekolah yang berkualitas”
Inilah ungkapan hati Uskup Keuskupan Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus yang begitu membuncah, ketika memberisambutan dalam acara penyerahan laporan hasil belajar peserta didik di halaman komplek SMA Seminari St. Paulus Nyarumkop, 14 Desember 2019 kemarin.
Acara yang bertajuk “Membangun Seminari SMA St. Paulus Nyarumkop yang Berkualitas dan Hebat” ini diawali dengan misa syukur di Gereja St. Maria Persekolahan Katolik Nyarumkop.
Misa ini dihadiri oleh segenap civitas academika, orangtua murid, para pejabat pemerintah setempat, dan gerakan komunitas kaum awam yang tergabung dalam Gerakan Orang Tua Asuh untuk Seminari (GOTAUS).
Perayaan Ekaristi ini dipimpin oleh Uskup Agung Pontianak, Mgr. sambutanAgustinus Agus.
Hadir pula di altar:
- Vikjen KAP, Pastor William Chang OFMCap;
- Ketua Yayasan Persekolahan Katolik Nyarumkop Pastor Heribertus OFMCap;
- Rektor Seminari Menengah Nyarumkop Pastor Lorenzo OFMCap;
- Pembimbing Rohani Seminari Pastor Sarjumunarso SJ,
- Sekretaris Seminari, Pastor Tjhen Hendra Pr;
- Diakon Frederikus OFMCap.
Menurut Venansius selaku ketua panitia, acara penyerahan laporan hasil belajar peserta didik di setiap akhir semester dengan mengundang orangtua murid, segenap civitas academika ini terjadi pertama kali dalam sejarah Persekolahan Katolik Nyarumkop.
“Acara seperti ini baru pertama kali terjadi dalam sejarah. Semoga dengan banyak dukungan dari segenap pihak, Persekolahan Katolik Nyarumkop kembali berbenah, bukan hanya membangun gedung yang megah tetapi juga manusianya,” harap Venan, pengajar SMA Seminari St. Paulus.
Setelah berkat penutup, segenap keluarga besar Persekolahan Katolik Nyarumkop diarak menuju halaman komplek SMA Seminari St. Paulus dengan dentuman alat perkusi, drum band SMA Seminari St. Paulus. Mgr. Agus juga turut dalam perarakan tersebut.
Prosesi perarakan berlanjut dengan tarian penyambutan di gerbang utama.
Meningkatkan performa alma mater
Dalam sambutannya, Mgr. Agustinus Agus mengungkapkan bahwa sebagai alumnus seminari menengah Nyarumkop tahun 1962-1969 ini, ia tidak akn pernah lupa alma mater-nya yang telah menempanya sehingga boleh menjadi imam; bahkan menjadi seorang uskup agung.
Perhatian seorang ‘Bapak’ kepada anak-anaknya. Demikian beliau menyebut diri, ketika melihat perkembangan dan keberadaan Persekolahan Katolik Nyarumkop yang sudah berusia 103 tahun ini.
Kini, persekolahan ini kembali mulai ‘merangkak’ berbenah diri agar mampu menjadi sekolah yang kembali unggul, disiplin, humanis, religius dan tetap visioner pada zamannya.
Sebagai bentuk apresiasi dan dukungannya, Mgr. Agus lalu berkisah demikian.
Sebelum Tahta Suci menunjuknya menjadi Uskup Keuskupan Agung Pontianak, Duta Besar Vatikan untuk Indonesia saat itu, Mgr. Antonino Guido Filipazzi, pernah memintanya menulis tentang Keuskupan Agung Pontianak. Fokusnya adalah apa tantangan reksa pastoral dan perkembangannya.
“Ada 22 hal yang menjadi prioritas dalam tulisan saya. Salah satunya adalah bagaimana membangun kembali Persekolahan Katolik Nyarumkop agar bisa bangkit kembali menjadi sekolah yang berkualitas,” ungkap Uskup penuh keyakinan.
Oleh karena itu, lanjut Uskup kelahiran Lintang Sanggau Kapuas ini, ditegaskan perlu adanya perubahan yang bertujuan agar institusi tidak menjadi statis, melainkan dinamis dalam menghadapi perkembangan zaman dan kemajuan teknologi. Jika tidak melalukan perubahan, maka bisa dipastikan usia suatu organisasi, institusi tidak akan bertahan lama.
“Usaha-usaha yang indah ini hanya bisa tercapai jika yayasan, kepala sekolah, para guru, staf dan karyawan mengetahui tugas, fungsi dan tanggungjawab masing-masing agar menjadi semakin eksis dan dinamis dalam mengikuti perkembangan zaman dari segala aspek,” harapnya.
Harapan ke depan
Persekolahan Katolik Nyarumkop (yang kemudian disingkat menjadi PKN) ini terdiri dari:
- TK Santa Lucia.
- SD Santa Clara.
- SMP Santo Aloysius Gonzaga.
- SMA Seminari Santo Paulus dan Topang (Tahun Orientasi Panggilan).
Seluruh sekolah yang berada di bawah naungan Keuskupan Agung Pontianak ini berlokasi di sebuah Kompleks Persekolahan Singkawang, Kalimantan Barat.
Sejak didirikan oleh para misionaris Ordo Kapusin asal Belanda pada tahun 1916, persekolahan yang memiliki motto “Non schola, sed vitae discimus” ini telah banyak menghasilkan lulusan terbaik yang kini telah menjadi pimpinan di masyarakat, baik sebagai imam, uskup, biarawan/biarawati, pengusaha maupun pejabat pemerintah lainnya.
Kebenaran pernyataan tersebut disampaikan oleh Camat Singkawang Timur, Philipus. Pembina Komite Sekolah SMA Seminari St. Paulus Nyarumkop sekaligus juga perwakilan dari orangtua murid. Ia berharap bahwa kegiatan ini menjadi barometer untuk bersama-sama memajukan persekolahan ini.
“Sebagai orangtua murid, selama ini kita hanya membayar keuangan sekolah saja, tetapi kita tidak melihat kewajiban-kewajiban lainnya yang sangat penting. Dengan adanya komite ini sebagai upaya untuk memberi kontrol kepada sekolah sekaligus memberikan evaluasi serta pendanaan. Inilah salah satu bentuk kontribusi kita kepada sekolah,” ungkap alumnus SMA Seminari St. Paulus Nyarumkop ini.
Sedangkan Kepala Sekolah SMA Seminari St. Paulus Nyarumkop, Sr. Agnes Saragih, S.Pd.,MPd berharap, untuk menjaga mutu pendidik, mutu pelayanan administratif, mutu kerjasama, perlu meningkatkan kultur belajar yang kuat.
Ada dua terobosan yang akan dicanangkan guna mengebrak mutu akademis siswa/siswi yakni, memberikan les bahasa Inggris dan pengunaan sistem penilain akademik e-Rapor.
“Mulai semester berikutnya kita akan menggunakan aplikasi e-rapor guna mempermudah para guru dalam melaksanakan penilaian yang akuntabel tanpa bertentangan dengan panduan penilaian,” ungkap biarawati Kongregasi Suster Fransiskus Dina (SFD).
Sebelumnya, ia menjabat Kepala Sekolah Santo Thomas Pemantangsiantar, di luar Kota Medan.
Di penghujung acara, panitia memberi penghargaan berupa beasiswa kepada siswa/siswi berprestasi dengan beberapa kategori yakni,
- Beasiswa Leadership–Kepemimpinan dari Seminari.
- Beasiswa Karakter-Kepribadian Baik dari Seminari.
- Beasiswa leadership-Kepemimpinan dari SMA St. Paulus.
- Beasiswa Karakter-Kepribadian Baik dari SMA St. Paulus.
- Beasiswa Bahasa Inggris dari SMA St. Paulus
Penanggungjawab pengembangan mutu kurikulum seminari, Romo Sarjumunarsa SJ –satu-satunya imam Jesuit berkarya di wilayah Keuskupan Agung Pontianak– mengatakan akan ada penerimaan beasiswa bagi siswa berprestasi pada setiap peristiwa akhir semester. Oleh karena itu, ia berharap siswa-siswi perlu meningkatkan mutu budaya belajar yang baik.
Penerima beasiswa Bahasa Inggris, Febriano Pangkadow Paliyas mengungkapkan bahwa beasiswa yang diterimanya ini merupakan perjuangan yang menuntut kerja keras dan kedisiplinan serta keseriusan dalam belajar.
“Keseriusan dalam belajar menjadi komitmen saya ketika saya masuk seminari ini. Sehingga kini saya boleh menyandang predikat beasiswa Bahasa Inggris ini dan tentunya bisa membanggakan orang tua saya,” ungkap Febriano.
Kredit foto: Sr. Maria Seba SFIC.