BERSAMA sejumlah imam, biarawan-biarawati, Bapak Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus melakukan safari Perayaan Natal dengan menyambangi sejumlah rutan dan lapas.
“Mengapa saya merayakan Natal di situ? Itu karena, mereka yang ada di sini juga ‘domba-domba’ yang harus saya rangkul dan kasihi,” ungkap Mgr. Agus saat bercerita kepada kami dalam menanggapi pertanyaan dari beberapa orang yang berkomentar, mengapa seorang Uskup Agung misa di rumah tahanan dan lembaga pemasyarakatan.
“Kita adalah sama di mata Tuhan. Tidak ada perbedaan apa pun status sosial, agama, suku, bahasa. Apakah kaya atau miskin, kita semua ini dicintai Tuhan,” demikian Mgr. Agustinus Agus.
Perayaan Natal bersama dengan para narapidana itu sudah berlangsung di Sei Raya – Pontianak, akhir Desember 2017 lalu.
Dalam homilinya, Mgr. Agus mengatakan bahwa inti Perayaan Natal adalah Tuhan mencintai kita sehingga Ia mengutus PuteraNya sendiri untuk menyelamatkan kita dari dosa.
Manusia tidak mampu menyelamatkan dirinya sendiri . Oleh karena itu, manusia perlu seorang penyelamat yaitu Yesus Kristus yang pada pada hari Natal itu telah kita peringati kelahiran-Nya.
Di penghujung tahun 2017 itu, Mgr. Agus memang telah membuat agenda agar bisa merayakan Natal di paroki-paroki. Menurut Uskup, agenda pelayanan rohani seperti ini penting untuk bisa memberi dukungan moril serta motivasi rohani bagi mereka yang boleh dikatakan jarang dikunjungi.
Mengunjungi Rutan Bengkayang
Ungkapan Mgr. Agus ini terbukti, ketika beliau akhirnya bisa mengunjungi rutan di Bengkayang.
Rasa haru dan tangis sekaligus sukacita sungguh dialami oleh para penghuni rutan. Mereka sungguh merasa berharga dan dicintai.
“Saya sangat kagum, baru kali ini seorang Uskup mengunjungi rutan ini,” demikian kesaksian salah satu penghuni rutan yang tak kuasa menahan tangis karena terharu.
Bapak Uskup telah mengunjungi, setidaknya lima rutan-lapas, baik dewasa maupun anak, di Bengkayang, Singkawang, dan Pontianak.
Itulah yang kemudian terjadi, ketika tanggal-tanggal di bawah ini Mgr. Agustinus Agus merayakan Natal bersama para narapidana:
- 24-26 Desember 2017 di Paroki Bengkayang dan rutan-lapas
- 27 Desember 2017 di rutan-lapas Singkawang.
- 29 Desember 2017 merayakan Natal di rutan anak-anak,
- 30 Desember merayakan Natal di rutan dewasa, Pontianak.
- 3 Januari 2018 merayakan Natal di lapas, Mempawah.
Kepada para narapidana itu, monsinyur menggulirkan kata-kata hiburan sebagai berikut:
“Saya sangat mengerti, hal yang paling berat bagi saudara-saudari di sini adalah terpisah dari sanak keluarga. Ini merupakan Perayaan Natal sepi yang pernah saudara-saudari alami,” ungkap Mgr. Agustinus Agus.
“Namun penderitaan itu bukan hanya merasa kesepian, karena jauh terpisah dari keluarga, tetapi masih banyak aneka penderitaan lain di luar sana. Tak seorang pun luput dari penderitaan termasuk saya sendiri,” ungkap Bapak Uskup yang ingin memberi motivasi dan dukungan rohani para penghuni rutan yang hadir.
“Pada kesempatan ini, mari kita bersyukur karena Tuhan mencintai kita. Kalau kita yakin bahwa Tuhan mencintai kita, maka mencoba, berusaha mencintai Tuhan dengan mengikuti ajaran-ajaran-Nya selama hidup kita,” demikian kata-kata akhir di homili.