DI HADAPAN para imam dan agen pastoral se-Keuskupan Atambua, di Aula Santo Dominikus, Emaus, Senin, (6/6/2016), Mgr. Dominikus Saku, menegaskan beberapa hal penting sebagai acuan dalam berpastoral.
“Dalam beberapa bulan ke depan kita akan mengadakan evaluasi dan perencanaan (evaperca) program Keuskupan Atambua. Banyak persoalan telah digeluti dalam berpastoral. Kita masih mengalami banyak kendala. Salah satunya dalam pendidikan dan kehidupan ekonomi umat. Diharapkan agar para agen pastoral tetap berjuang menghadapi kondisi ini dalam reksa pastoral,”kata Uskup Saku.
Bapak uskup juga menyentil kondisi pendidikan yang cukup memprihatinkan. “Perhatian kita semestinya tertuju pada mutu pastoral yang sedang dibangun. Sejauh mana keterlibatan kita dalam berpastoral. Kenyataan ini perlu diperhatikan baik-baik. Kita mengalami ketertinggalan karena output belum menjadi outcome dalam pengembangan hidup. Kontribusi hasil pendidikan untuk pembangunan belum nampak, bahkan kurang. Bagaimana caranya agar upaya untuk menggenapi yang belum maksimal menjadi fokus ke depan,” lanjutnya.
Agenda monitoring dan evaluasi (monev) ini dihadiri para imam dan utusan Dewan Pastoral Paroki (DPP) yang memaparkan hasil kegiatan yang telah dijalankan di paroki masing-masing.
Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Atambua, RD. Theodorus Asa Siri, dalam catatan pembuka juga menyinggung hal yang sama. “Pokok pikiran kita lebih terarah pada pendidikan. Program fokus ini nanti akan berakhir. Namun pertanyaan untuk kita. Sejauh mana kegiatan itu berdampak pada kecerdasan umat. Seberapa penting dampak kecerdasan itu bagi kesejahteraan umat di Keuskupan Atambua?”ujar RD Theo.
RD Theo berharap, monev membantu agar para imam dan DPP belajar berpastoral secara efektif dan bermutu di masa datang. “Kehadiran kita bukan untuk saling menyalahkan tapi saling memperhatikan dan memantapkan pengaruhnya bagi pembangunan kualitas hidup,” jelasnya.