USKUP Keuskupan Pangkalpinang Mgr. Hilarius Moa Nurak SVD lahir di tanah Sumba, tepatnya di Waikabubak, Sumba Barat Daya, NTT, tanggal 21 Februari 1943. Sebagai Uskup Keuskupan Pangkalpinang, beliau merupakan pemimpin Gereja Katolik Lokal di wilayah administratif gerejani meliputi Pulau Batam, Pulau Bangka, Pulau Belitung, Pulau Galang, Kepulauan Natuna di titik paling ujung di perairan Laut China Selatan.
Mgr. Hilarius adalah imam anggota Kongregasi Serikat Sabda Allah (SVD) dan menerima tahbisan imamatnya pada tanggal 2 Agustus 1972.
Resmi ditunjuk Tahta Suci menjadi Uskup untuk Keuskupan Pangkalpinang pada tanggal 30 Maret 1987 dan menerima tahbisan episkopalnya tanggal 2 Agustus 1987 dari tangan Mgr. Darius Nggawa, SVD bersama Mgr. Pius Datubara OFMCap dan Mgr. Joseph Hubertus Soudant SCJ.
Sebagai Uskup Keuskupan Pangkalpinang, Mgr. Hilarius menggantikan Mgr. Nicolas Pierre van der Westen (8 Feb 1951 – 11 Nov 1978) dan mengambil motto kegembalaannya yakni Ego Autem Rogavi Pro Te yang artinya “Aku telah Berdoa untukmu”.
Berikut biodata singkat Mgr. Hilarius yang dikirimkan oleh Romo Hans Jeharut dari Keuskupan Pangkalpinang kepada Sesawi.Net.
N a m a: Moa Nurak, Hilarius, SVD, Mgr.
Tempat dan tanggal lahir: Weetebula, 21 Februari 1943
Pendidikan/Kursus khusus/Spesialisasi: Pendidikan, selain filsafat dan teologi
Tempat dan tanggal tahbisan Imam: Ili, 2 Agustus 1972
Diangkat menjadi Uskup: 2 Mei 1987
Ditahbiskan Uskup: 2 Agustus 1987
Pengalaman Karya Pastoral
a. Parokial: Tidak pernah (hanya asistensi mingguan)
b. Non Parokial: Mengajar di Seminari Menengah Hokeng dan Mataloko, Flores, NTT
Jabatan lain yang pernah dipegang
a. Dalam lingkungan kegerejaan termasuk di dalam KWI:
– Ketua Komisi Kepemudaan KWI (1988-1997)
– Ketua Komisi PSE KWI (1997-2003)
– Anggota Badan Pengurus Yayasan LPPS
– Ketua Komisi Seminari KWI (2003-2009)
– Anggota Presidium (2009-2012)
– Ketua BKBLII (2009-2015)
– Episkopal Advisor Karismatik Katolik (2015 – …..)
Bahasa yang dikuasai
a. Aktif: Inggris, Italia.
b. Pasif: Jerman
Hobi/minat/arah perhatian khusus (misalnya menulis soal-soal teologis, anthropologi, mendorong kegiatan awam dalam gereja, inkulturasi liturgy, perkembangan ekonomi dan lain-lain):