“Untuk saat ini, tidak ada yang lebih baik daripada pemerintah datang ke Papua dan duduk bersama dengan Pemda setempat untuk membicarakan tentang masa depan Papua,” kata Mgr. Leo Laba Lajar, di Jakarta, Senin.
Menurut Uskup Leo Laba, pemerintah kurang tanggap terhadap permasalahan yang terjadi di Papua sehingga menimbulkan kekecewaan pada sejumlah warga masyarakat.
“Saya kecewa karena sudah sering meminta pemerintah pusat untuk berdialog tapi tidak pernah ditanggapi serius. Sementara Pemda Papua sendiri tidak pernah bersuara apalagi bertindak,” kata Uskup Leo Laba.
Uskup Leo Laba menambahkan bahwa fokus dialog tersebut bukanlah mengenai perdamaian di tanah Papua, melainkan perlindungan yang baik bagi penduduk asli Papua.
“Fokusnya adalah untuk membicarakan masalah pelanggaran HAM dan orang asli Papua yang merasa tidak dilindungi. Banyaknya pendatang dari Makassar di Papua semakin menimbulkan kesenjangan,” jelas Uskup Leo Laba.
Uskup Leo juga meminta pemerintah untuk melakukan pendekatan dengan Pemda agar permasalahan yang terjadi di Papua dapat diselesaikan dengan baik.
Sementara itu, Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr. Situmorang mengatakan pihaknya berharap adanya penyelesaian terkait sejumlah konflik yang terjadi di Papua.
“Kami akan membahasnya dalam Sidang Tahunan KWI dan berharap akan ada sikap bersama untuk Papua,” kata Mgr. Situmorang, di Jakarta, Senin.
Mgr. Situmorang mengatakan bahwa tindak kekerasan yang terjadi tidak mencerminkan kesatuan bangsa yang utuh.
“Segala sesuatu yang sifatnya merusak, pasti datangnya tidak dari Tuhan,” kata Mgr. Situmorang.