Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM: Penelpon Gelap Catut Nama Uskup Korek Nama dan Kontak Para Pastor

0
6,580 views
Ilustrasi: Modus operansi penipuan melalui telepon. (Ist)

PADA hari Selasa tanggal 6 Maret 2018 ini, ada oknum entah siapa telah menelpon ke Susteran  di Pontianak dan beberapa hari sebelumnya telah mengontak telepon seorang imam di Pulau Sumba. Penelpon gelap itu mengaku diri seorang Uskup dengan nama Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM.

Kepada Sesawi.Net, Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM – Uskup Keuskupan Bogor- mengatakan bahwa sepanjang hari Selasa ini dan hari-hari sebelumnya,  beliau tidak pernah melakukan panggilan telepon baik ke Pontianak (Susteran) dan seorang imam di Keuskupan Weetebula, Sumba.

“Saya pernah diberitahu orang bahwa ada oknum tak dikenal telah menelpon seorang pastor di Sumba dan penelpon itu mengaku diri sebagai saya. Orang tak dikenal itu telepon kepada seorang imam di Sumba untuk bisa diberikan daftar nama dan alamat para pastor di Sumba. Padahal, saya tidak pernah melakukan panggilan telepon ke Sumba,” kata Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM menjawab Sesawi.Net.

Hari Selasa petang tadi, seorang penelpon tak dikenal juga telah menelpon sebuah biara susteran di Pontianak dan lagi-lagi ia mengaku diri Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM.

Penelpon tak dikenal itu telepon ke biara susteran dan minta kontak Romo Rubini.

Menjawab Sesawi.Net, Monsinyur Paskalis Bruno Syukur mengatakan bahwa hari Selasa ini beliau juga tidak melakukan panggilan telepon ke Pontianak.

Beliau tahu namanya telah ‘dicatut’, lantaran seorang suster biarawati langsung melakukan konfirmasi kepada beliau dan bertanya apakah benar Monsinyur telah menelpon biara di mana dia tinggal.

“Tadi ada seorang suster dari Pontianak mengontak saya tanyakan apakah saya hari ini menelpon biara di Pontianak. Saya katakan kepada Suster bahwa hari ini saya tidak telepon. Penelpon tak dikenal itu minta kontak Romo Rubini,” kata Monsinyur kepada Sesawi.Net.

Mengancam suster

Modus operandi telepon ke biara susteran, bruderan, atau pastoran oleh penelpon tak dikenal dan kemudian memaksa minta kontak nama para pastor dan suster itu sebenarnya bukan yang pertama kali terjadi dalam kurun waktu sebulan terakhir ini.

Ngaku Pastor KWI, Penelpon Gelap Desak Operator Beri Nomor Kontak Para Imam

Beberapa pekan lalu, seorang penelpon gelap juga telah menghubungi sebuah sekolah katolik di Kudus. Kepada operator penerima panggilan telepon dari luar, oknum tak dikenal itu minta dengan paksa semua nama suster biarawati yang berkarya di sekolah itu.

Kepada operator telepon di Kudus itu, sang oknum tak dikenal ini mengaku diri pastor ‘pejabat’ penting dari KWI (Konferensi Waligereja Indonesia). Namun, anehnya ‘pastor gadungan’ ini malah mengancam kalau permintaannya tidak dikabulkan, maka pihaknya (dari KWI) tidak akan membantu kalau “terjadi apa-apa”.

Merasa bahwa modus operandi ini hanya trick untuk aksi tipu daya, maka operator telepon tidak mau meladeni omongan dan permintaan penelpon tak dikenal ini.

Selebihnya, penelpon itu lalu marah-marah dan membanting telepon karena permintaannya tidak digubris.

Membobol rekening pastor

Beberapa pekan lalu, seorang penelpon gelap di Sibolga telah berhasil membobol rekening pastor setelah penelpon itu dengan lihainya memancing reaksi pastor dengan cara sengaja memberi  ‘umpan’ berupa data personal sang pastor.

Pastor Jadi Korban Pencurian Virtual: Terkecoh Call Center Bank, Tabungan Amblas Terkuras

Yang terjadi berikutnya adalah pastor itu kena aksi tipu daya, setelah dia tanpa sadar ‘dibimbing masuk ’ dalam sebuah arus percakapan untuk langsung membenarkan semua data personalnya, termasuk sandi-sandi khusus untuk identifikasi rekening di bank.

Alhasil, dalam hitunan menit saja, jumlah tabungannya sebesar Rp 35 juta milik tarekat dengan sukses berhasil ‘dikuras’ oleh sang penelpon gelap.

Cerita selanjutnya, pastor itu pun terkulai lemas.

Ngaku Pastor KWI, Penelpon Gelap Desak Operator Beri Nomor Kontak Para Imam

Beberapa pekan sebelumnya, seorang biarawati di Simalungun, Sumatera Utara, juga berbagi cerita dengan Sesawi.Net bahwa sekolah di mana ia bekerja baru saja dihubungi penelpon gelap.

Penelpon gelap itu menyaru diri sebagai petugas Diknas setempat yang ujung-ujungnya juga minta duit.

Karena itu, marilah bersikap hati-hati dan waspada, kalau menerima panggilan telepon dari orang yang tidak Anda kenal.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here