Mgr. Pidyarto O.Carm kepada Dua Imam Tahbisan Baru: Bukan Suksesnya, tapi Pentingnya Setia pada Janji Imamat

0
478 views
Ilustrasi: Prosesi tahbisan dua imam diosesan Keuskupan Malang, Rabu (26/5/2021)

“SORE ini, Keuskupan Malang bersyukur karena akan mendapat anugerah Tuhan dengan kehadiran dua imam baru. Kita tahu Keuskupan Malang masih membutuhkan banyak imam. Oleh karena itu, tambahan dua orang imam memang belum cukup tetapi sudah merupakan anugerah.

Kita dampingi kedua Diakon yang bersemangat melayani Tuhan sebagai imam  semoga mereka setia sampai akhir. Doa kita tentu sangat mereka butuhkan”.

Demikian kata pengantar Bapak Uskup Keuskupan Malang Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan O.Carm pada misa tahbisan imam diosesan Keuskupan Malang hari Rabu 26 Mei 2021 di Gereja Katedral Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel Malang.

Mendampingi Bapak Uskup Malang dalam tahbisan imam ini Pastor Paroki Katedral Malang Romo Ignasius Adam Suncoko Pr dan Romo Henricus Vidi Krista Hapsoro Pr.

Penumpangan tangan di atas kepala Diakon calon imam adalah inti prosesi tahbisan imamat. Tahbisan dua imam diosesan Keuskupan Malang ini terjadi di Gereja Katedral Malang, Rabu tanggal 26 Mei 2021.

Yesus, Gembala Baik

Dalam homilinya, Bapak Uskup menyampaikan tentang gembala sebagaimana dalam Yehezkiel 34: 11-16.

Gambaran Allah sebagai gembala yang ideal tersebut terpenuhi dalam diri Yesus. Pada bacaan  Injil hari ini berkata sampai duakali, “Akulah gembala yang baik”.

Juga apa yang diucapkan Yesus adalah kenyataan; bukan janji, bukan hanya kemungkinan, bukan hanya potensi.

Tetapi menjadi kenyataan, karena Dia Gembala Baik yang memberikan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya. 

Yesus, Gembala yang baik, itu sungguh mengenal domba-domba-Nya. Karena setiap hari bergaul dengan domba-domba dan menggiring domba-domba-Nya ke tempat berumput hijau ke air jernih yang segar.

Pergaulan itulah yang membuat Gembala Agung kita mengenal domba-domba. Dan domba-domba itu mengenal gembala-Nya.

Yesus-lah Gembala Baik, karena Dia melaksanakan apa yang diperintahkan Bapa.

Ia adalah gembala yang menyatukan yang mengayomi.

Prosesi tahbisan imamat di Gereja Katedral Malang. Setelah Uskup Penahbis melakukan penumpangan tangan, maka hal sama dilakukan oleh segenap imam yang hadir.

Bukan suksesnya, tapi setiap pada janji imamat

Pesan Bapak Uskup dalam homilinya kepada diakon calon imam sbb.

“Diakon Agustinus Darmanto dan Diakon Paulus Fajar yang terkasih, sebentar lagi anda berdua akan ditahbisan menjadi imam menjadi alter Kristus, menjadi Kristus yang lain; menjadi pelayan umat sesuai dengan teladan Yesus Gembala Baik yang menyerahkan nyawa untuk kesejahteraan domba-dombanya.

Gereja tidak pertama-tama mengharapkan anda menjadi pekerja dan petugas Gereja yang sukses. Memang kalau sukses, kita syukuri. Tapi bukan itu yang pertama yang diharapkan.

Yang diharapkan adalah kesetiaan anda pada janji imamat pada sore hari ini.

Dan bersama Santa Teeresa dari Kalkuta, kiranya anda berkata kepada Tuhan atau berkata pada diri sendiri: ‘Tuhan tidak memangggilku untuk menjadi sukses, melainkan untuk setia percaya kepada Tuhan.’”

Kali ini misa tahbisan dihadiri para imam diosesan Keuskupan Malang, para imam tarekat religius yang berkarya di Keuskupan Malang.

Juga tamu undangan terbatas; termasuk keluarga kedua imam baru.

Tetap mengindahkan protokol kesehatan yang ketat. Dengan demikian pada Gereja Katedral Malang yang megah itu tidak kelihatan penuh oleh kehadiran umat beriman.

Kedua imam baru ikut dalam Perayaan Ekaristi bersama Uskup Penahbis.

Penugasan imam baru

Pada akhir misa, Bapak Uskup Keuskupan Malang berkenan menyampaikan sendiri penugasan kedua imam baru:

Romo Paulus Fajar Ari Wiatno lahir di Kulonprogo, DIY tanggal 9 Mei 1993. Ia adalah anak dari Bapak Radius Yoseph Sumardi dan Ibu Marcelina Suranti dan masuk Seminarium Marianum 2008-2012, dilanjutkan dengan Pembinaan Imam Diosesan di Tahun Orientasi Rohani Giovanni XXIII Malang tahun 2012-2013, Seminari Tinggi Interdiosesan Malang 2013–2020.

Kuliah S1 dan S2 di STFT Widya Sasana Malang, ditugaskan sebagai Pastor Rekan di Paroki Maria Ratu Damai Lumajang.

Romo Agustinus Darmanto Pr lahir di Ngawi, 31 Agustus 1990. Ia adalah anak pasutri Bapak Matius Suharno dan Ibu MM Surati.

Terlebih dahulu mampir di pembinaan calon imam di Postulat Stella Maris Malang pada 2011-2012 dan baru kemudian mengikuti Pembinaan Imam Diosesan Seminari TOR Giovanni XXIII 2012-2013.

Lanjut ke Seminari Tinggi Interdiosesan 2013–2020. Kuliah S-1 dan S-2 di STFT Widya Sasana Malang, ditugaskan sebagai Pastor Rekan di Koasi Paroki Yohanes Maria Vianney Lanud Abdulrahman Saleh Malang.

Berkat dari dua imam baru yang baru saja menerima Sakramen Imamatnya di Gereja Katedral Malang, Rabu (26/5/2021)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here