Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Itukah ‘Satria Piningit’ untuk KAS? (10)

0
2,321 views
Mgr. Robertus Rubiyatmoko

KITA masih mengingat saat itu: Sabtu, 18 Maret 2017 pk. 18.00. Itulah saat pengumuman telah terpilihnya uskup baru untuk Keuskupan Agung Semarang.

Hampir 1,5 tahun sejak mangkatnya Mgr.  Johanes Pudjasumarta, tahta Gereja Katedral Semarang  kosong.  Sede Vacante. Dan pada bulan-bulan terakhir, umat dan para imam mulai memperbincangkan siapa yang akan ditunjuk Vatikan untuk menjadi uskup KAS. Orang mulai utak-utik: mungkin Si A, sebab… ; mungkin Si B, karena… ; mungkin Si C, tandanya…

Sejauh saya nimbrung dalam aneka perbincangan, sangat jarang nama Romo Robertus Rubyatmoko Pr disebut.

Baca juga:   Mgr. Robertus Rubiyatmoko di Keluarga Besarnya: Yang Penting Selamat (9)

Pukul 18.00 WIB  lebih sedikit, melalui WA, BBM, email, tersebar pengumuman bahwa uskup baru untuk KAS adalah: Monsinyur Robertus Rubyatmoko Pr.

Saya tertegun, diam, tiba-tiba emosi kegembiraan saya membuncah, kembali teduh dan berdoa.

Doa syukur atas uskup baru, dan atas Romo Robertus Rubyatmoko, uskup terpilih. Buru-buru sebelum misa paroki yang dipimpin oleh Romo Gunawan Pr selesai, saya meminta waktu untuk mengumumkan kabar gembira tersebut kepada umat yang sedang mengikuti misa Sabtu sore.

Mgr. Robertus Rubiyatmoko.

Satria Piningit?

Malam itu, pada acara makan malam di pastoran, dalam waktu yang hampir bersamaan, dari mulut saya dan Romo Gunawan tercetus kata: Satria Piningit.

Satria dari kata ‘kesatria’, yang berarti seorang pejuang yang gagah berani, dengan kehidupan yang tenteram, bahagia, dan sempurna. Sementara ‘piningit’ berarti yang dipingit, dipilih dan disisihkan, yang akan tampil tepat waktu, untuk dielu-elukan sebagai ‘orang yang tepat’.

Sebatas itulah kami memahami kata: Satria Piningit.

Reaksi spontan saya membaca pengumuman itu adalah: Betul, inilah pribadi yang dipilih Allah. Seorang yang lepas dari perguncingan tentang siapa calon uskup.  Namun tepatlah pilihan Allah. Seolah-olah Allah sengaja memingitnya (menyembunyikannya), sampai pada waktu yang tepat.

Dan inilah saatnya.

‘Satria Piningit’ yang saya maksud di sini bukanlah konsep Satria Piningit dalam ramalan Raja Joyoboyo.

Joyoboyo menggambarkan Satria Piningit  sebagai sosok misterius (tidak diketahui asalnya) yang akan muncul sebagai pahlawan, yang menata chaos menjadi cosmos, ketika situasi sedang dalam puncak kekacauan (zaman edan). Ia akan menjadi sosok revolusioner dengan kepemimpinan yang kokoh, gagah berani, jujur dan lurus, dialah Sang Ratu Adil, Mesias.

Namun, karakter yang digambarkan dalam ramalan Joyoboyo, tentang pribadi yang gagah berani, jujur dan lurus, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat, tampak nyata dalam diri Monsinyur Robertus.

Motto pastoralnya di KAS yang telah dipilihnya adalah Quaerere et Salvum Facere (mencari dan menyelamatkan, Luk 19: 10). Ini  adalah ungkapan yang memberi pesan kuat dan tegas: aksi/ tindakan mencari, merengkuh, mengayomi, menyelamatkan, melindungi, dan menuntun.

PS: Agus Gunadi Pr adalah teman seangkatan Mgr. Rubiyatmoko sejak bersama-sama di Seminari Mertoyudan mulai tahun 1980 hingga Tahun Rohani dan akhirnya tahbisan imamatnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here