Pengantar Redaksi
Uskup Keuskupan Tanjung Karang Mgr. Yohanes Harun Yuwono menaruh perhatian besar terhadap berita tentang kondisi Fr. Leo Wiyadi yang tergolek tak berdaya di rumah asalnya di Gayamharjo, Njali, Sendang Sriningsih, Prambanan, Kab. Sleman, DIY.
Kepada Sesawi.Net, Ketua Komisi HAK KWI periode 2015-2018 ini mengirim notifikasi untuk memperjelas persisnya bagaimana hingga kemudian Fr. Leo Wiyadi dirawat di rumah keluarganya.
————–
Kecelakaan Tunggal Tahun 2014
Fr. Leo mengalami kecelakaan tunggal di bulan Juli 2014; bukan di Lampung tetapi di Pematang Siantar, Sumatra Utara. Ia langsung dibawa ke sebuah rumah sakit dengan diboncengkan oleh Fr. Leo yang waktu itu adalah seorang frater calon imam dari Keuskupan Sibolga. (Baca juga: 1,5 Th Koma, Fr. Leo Wiyadi Pr Tergolek tak Berdaya di Njali, Sendang Sriningsih (1)
Tapi di tengah jalan, Fr. Leo menolak untuk dibawa berobat ke rumah sakit. Ia bilang tidak apa-apa.
Setelah pulang dan tiba sampai di Seminari Tinggi St. Petrus, Fr. Leo dibujuk paksa oleh Romo Rektor Seminari dan atas nama ketaatan kepada Pembesar, ia akhirnya mau dibawa periksa ke rumah sakit.
Fr. Leo mengalami koma selama tiga bulan di sebuah RS di Medan.
Pengobatan alternatif
Ketika pihak medis angkat tangan, kemudian ibunya meminta kepada Keuskupan Tanjung Karang agar Fr. Leo boleh dibawa pulang ke Njali untuk pengobatan alternatif.
Jika para romo, bapak/ ibu masih sangat penasaran dan kurang percaya pada berita di Sesawi.Net, silahkan menghubungi pihak-pihak di bawah ini:
- Romo Anton Moa yang waktu kejadian menjabat Rektor Seminari waktu itu di nomor HP 08137590 (Catatan: Mereka yang ingin mendapatkan nomor lengkap, silakan mengontak Redaksi Sesawi.Net).
- Romo Totok Subiyanto yang mewakili Keuskupan Tanjung Karang dan ikut mengurusi proses kepulangan dan akhirnya ikut juga mengantarkan Fr Leo hingga sampai di rumahnya. HP Romo Totok di nomor 082183579xxx.
Terima kasih pada Anda sekalian para Romo dan Bapak2 – Alumni Seminari Bogor – yang telah tergerak hati dan ingin peduli pada Fr. Leo dan keluarganya. (Baca juga: Mari Berdonasi untuk Fr. Leo Wiyadi (2)
Salam dan berkat Tuhan,
Mgr. Yuwono
Yang Mulia Mgr. Yohanes Harun Yuwono,
Saya secara pribadi mengucap puji syukur kepada Kristus, atas kebaikan hati Bapa Uskup yg membuka pintu maaf untuk saya. Dan saya juga meminta maaf kepada Keuskupan Tanjung Karang, Seminari Tinggi St. Petrus Pematang Siantar, keluarga Alumni Seminari Stella Maris Bogor, dan seluruh umat atas beberapa kata penyampaian berita WA yg saya sampaikan dan telah dikoreksi oleh Bapak Uskup.
Terima kasih juga untuk Keuskupan Tanjung Karang yang terus menerus memberikan sumbangsih dan terus menjaga Fr. Leo. Kami pun hanya bisa membantu semampu kami.
Semoga semua kasih kita untuk Fr. Leo, menjadikan semangat panggilan tetap ada dan bersemi dalam diri Fr. Leo.
Berkah Dalem.