DI hadapan lebih dari sepuluh ribu umat, Paus Fransiskus mengingatkan tentang Yesus yang satu ini. Yakni,Yesus yang disambut sebagai Raja, ketika Ia masuk ke Kota Yerusalem. Dan, kedua yakni Yesus yang didera dan disalibkan. Itu adalah orang yang sama. Maka pada peringatan Minggu Palma, demikian ajakan Paus Fransikus, kita diajak untuk tidak hanya melihat kemuliaan Yesus yang dielu-elukan dengan lambaian daun palma tetapi juga melihat penderitaan sebelum wafat-Nya di kayu salib.
Tuhan ada bukan di video dan internet
Paus juga menyinggung maraknya peredaran pesan terkait Pekan Suci di dunia maya. “Tuhan tidak meminta kita merenungkan dia dengan mengedarkan gambar, foto, ataupun video-video di internet. Tuhan itu hadir dalam saudara-saudara kita yang saat ini menderita seperti Dia. Mereka yang diperbudak, mereka yang mengalami tragedi keluarga, mereka yang sakit, mereka yang menjadi korban perang dan terorisme, mereka yang dikhianati, dihina dan dianiaya.”
Paus menegaskan bahwa kehadiran Tuhan dalam saudara-saudara yang sedang menderita tersebut bukanlah ‘Yesus yang lain’ tetapi sungguh Yesus yang sama yang masuk ke Kota Yerusalem dengan sambutan lambaian daun palma. Yesus yang sama pula yang kemudian dipaku pada kayu salib dan wafat di antara para kriminal.
“Yesus ada di dalam tiap dari mereka. Dengan bilur di tubuh dan suara yang terputus, Dia minta kita melihat ke dalam mata-Nya, mengenali-Nya dan mengasihi-Nya,” demikian pesan Paus dalam homili Kamis Putih kelimanya di Vatikan.
Pesan ini sangat mengena karena pada saat yang sama terjadi serangan bom di Gereja Koptik Mar Gerges di Mesir yang menewaskan sedikitnya 47 orang dan puluhan orang lainnya luka-luka saat mereka tengah mengikuti Misa Minggu Palma.