Home BERITA Minggu Palma di Ujung Selatan Papua: Kisah Para Imam SCJ di Paroki...

Minggu Palma di Ujung Selatan Papua: Kisah Para Imam SCJ di Paroki Kokonao, Keuskupan Timika

0
301 views
Selama enam tahun, Romo Paulus Driyan Suwandi SCJ telah berpastoral di Gereja Maria Bintang Samudera Paroki Kokonao yang berlokasi di kawasan pesisir Laut Arafuru, Keuskupan Timika, Papua. (Ist)

DUA imam Kongregasi SCJ (Sacerdotum a Corde Iesu), Romo Yohanes Haryoto SCJ dan Romo Paulus Driyan Suwandi SCJ dalam sebuah WAG Katolik berbagi kisah pelayanan pastoral mereka di wilayah pesisir selatan Papua; tepatnya di Paroki Maria Bintang Samudera Kokonao, Keuskupan Timika.

Di tengah keterbatasan, sebagai imam mereka berdua ingin bisa selalu hadir di tengah umatnya. Ini sebagai tanda kasih dan pengharapan bagi umat yang sederhana dan penuh semangat.

Minggu Palma di tengah keterbatasan

Dalam refleksinya, Romo Yohanes Haryoto SCJ menceritakan pengalamannya saat memimpin perayaan Minggu Palma di Stasi Aikawapuka. Jadwal ekaristi yang semestinya dimulai pukul 08.00 WIT baru bisa dimulai pukul 09.00, karena umat baru tuntas berkumpul.

Sekitar 175 umat menerima komuni, dengan jumlah anak-anak yang sangat banyak.

“Saya berada di tengah umat miskin, lapar, dan kurang gizi. Kalau Yesus yang datang, apa yang akan Ia lakukan? Mungkin Ia akan berkata, ‘Kamu yang harus memberi mereka makan’. Ini sesuai kondisi yang ada,” ungkap Romo Haryoto SCJ.

Ia menyadari, dirinya tidak memiliki banyak hal secara materi untuk dibagikan. Namun sebagai imam, ia memberi yang paling berharga: sabda Tuhan, Tubuh Kristus, dan berkat.

Ia juga menyinggung kondisi liturgi yang sederhana dan spontan: Lagu Antar Bacaan yang tidak sesuai, lagu Kisah Sengsara yang bernuansa damai, bahkan lagu Komuni malah bertema Natal.

Namun menurutnya, justru dalam ketidakteraturan itulah ada kedalaman spiritual tersendiri. “Saya membayangkan mereka sudah di surga -dengan polos, lugu, bahkan tidak berpendidikan… Rasanya sudah tidak mengenal waktu. Timeless,” tutur Romo Yohanes Haryoto SCJ.

Romo Yohanes Haryoto SCJ bersama anak-anak dan remaja Papua – semuanya umat Paroki Kokonau, Keuskupan Timika. (Ist)

8 jam perjalanan

Romo Paulus Driyan Suwandi SCJ telah melayani selama enam tahun di paroki sama. Ia menyoroti luasnya medan pelayanan. Ia secara rutin melayani lima stasi yang tersebar di wilayah pesisir selatan Laut Arafura, dengan jarak tempuh yang luar biasa jauh.

Salah satu stasi terjauh adalah Unito. Agar bisa sampai di sana, ia memerlukan perjalanan delapan jam dengan moda transportasi sebuah perahu motor dari Kokonao; dilanjutkan naik mobil sekitar 1,5 jam, dan berjalan kaki sejauh beberapa kilometer.

“Meski sulit, saya merasa batin saya dekat dengan umat di wilayah ini. Masing-masing stasi punya karakter sendiri, dan mereka selalu berusaha mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk Perayaan Ekaristi,” ujar Romo Paulus Driyan Suwandi SCJ.

Umat di wilayah tersebut dikenal penuh semangat dan murah hati. Meski hidup dari hasil kebun, laut, dan berburu, mereka tak lupa berbagi dengan pastor saat kedatangannya.

Hadirkan harapan

Dua kisah ini menggambarkan bagaimana para imam di wilayah-wilayah tersulit di Papua yang luas ini selalu hadir. Bukan hanya untuk menjalankan tugas sakramental, tetapi juga sebagai sahabat dan penghibur umat.

Di tengah kesederhanaan dan keterbatasan, mereka menjadi wajah kasih Kristus yang menyentuh dan menguatkan.

PS: Sumber WAG Katolik

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here