Minim Obesitas di Pedalaman Asmat, Papua

0
2,960 views

Meski kondisi kesehatan pemukiman kampung-kampung di pedalaman Asmat Papua cukup memprihatinkan, satu hal yang bisa dibanggakan adalah bahwa kebanyakan dari mereka tidak menderita obesitas atau kegemukan seperti kebanyakan dialami masyarakat kota.

Mungkin satu atau dua orang asli Asmat dengan perut besar alias obes bisa jadi Anda temui, tetapi bisa dipastikan bahwa mereka yang obes ini bukanlah orang-orang yang tinggal di kampung. Ciri fisik dengan kelengkapan yang ada sudah menunjukkan perubahan gaya hidup mereka. Mereka ini pasti tinggal di kota, berduit dan tak lagi kelihatan kumuh apalagi kumal pakaiannya.

Badan gempal berotot dengan kaki langsing namun kuat dan perut rata-rata normal menjadi ciri masyarakat Asmat di Distrik Agats, ibu kota Kabupaten Asmat dan masyarakat pedalaman Asmat pada umumnya.

Makanan yang penuh protein seperti ikan, udang, kepiting, daging rusa, daging burung kasuari yang dilengkapi dengan karbohidrat dari pohon sagu merupakan konsumsi mereka sehari-hari. Sayur meski ada dan minim mereka tidak terlalu suka dan jarang sekali mengonsumsinya.

Selain itu, kondisi alam yang memungkinkan mereka untuk lebih banyak bergerak, berjalan merupakan situasi yang sangat mendukung semua itu. Bila Anda berada di Agats, jalanan berpapan dari kayu besi selebar trotoar memang bisa dilalui oleh motor bertenaga batere/ listrik. Namun, tak banyak penduduk asli yang gemar menggunakannya. Bisa jadi mereka tidak memilikinya karena mahal harganya buat sebagian besar dari mereka (Rp. 9.000.000,00/motor).

Ya, jalan kaki buat mereka lebih efektif. Inilah olahraga mereka sehari-hari. Bahkan sandal pun bisa jadi bukan barang yang populer buat mereka untuk beraktivitas sehari-hari karena sandal akan menggangu gerak badan mereka entah saat di lumpur, rawa, pinggir pantai atau di sungai bahkan di jalanan berpapan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here