PADA malam Natal ini, jadwal pelayananku adalah mempersembahkan Misa II di gereja Ungaran, pukul 21.00. Luar biasa istimewa bagiku, bahwa Misa II ini tetap diikuti oleh banyak umat. Gereja penuh, di balkon pun banyak umat, juga tenda di halaman gereja. Bahkan, anak-anak pun tak ketinggalan. Istimewa, istimewa, sungguh istimewa!
Yang lebih istimewa lagi adalah ini. Sesudah Misa usai, saat kuberdiri di samping sakristi, semua umat berjalan ke arahku untuk bersalaman sambil mengucapkan Selamat Natal. Padahal, jalur keluar untuk pulang dari gereja ada tiga. Satu jalur langsung menuju jalan raya lewat gerbang utama. Jalur lain menuju pintu parkir mobil ke arah timur. Jalur lain lagi melalui garasi pastoran yang ada di dekat sakristi gereja. Oh, ternyata, mereka secara tertib, mengantri untuk menyalami dengan sukacita! Kusambut pula salam itu dengan bahagia.
Sesudah antrean panjang umat yang menyalamiku usai, kumelangkah ke dalam gereja dan kusaksikan masih banyak umat yang berfoto-foto di gereja. Tampaknya, sesudah bersalaman dan mengucapkan Selamat Natal padaku dan kami saling mengucapkan Selamat Natal, mereka kembali ke dalam gereja untuk berfoto-foto di sana. Inilah salah satu yang istimewa. Mereka menyalamiku terlebih dahulu baru kemudian berfoto-foto di dekat gua, di depan altar, dan di mana saja di dalam gereja mereka hendak mengabadikannya. Biasanya, di tempat lain, mereka yang mau berfoto-foto ya langsung berfoto-foto sesudah Misa usai. Peduli amat dengan salaman dengan Romo atau dengan Umat lain.
Maka, bagiku, pengalaman di Ungaran ini sudah menawan! Dan itu menjadi sebentuk kebahagiaan yang membuncah dari kerukunan dalam bingkai keramahtamahan. Istimewa, istimewa, sungguh istimewa!
