PERAYAAN Ekaristi Natal bersama Mgr. Blasius Pujaraharja terjadi di Taman Doa Santa Perawan Maria Di Fatima, Ngrawoh, Sragen, Jateng.
Rabu, 25 Desember 2019, pukul 08.00 WIB, umat Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen dan dari luar kota mulai datang ke Taman Doa Santa Perawan Maria Di Fatima, Ngrawoh.
Mereka hadir untuk mengikuti Perayaan Ekaristi Natal yang dipimpin oleh Uskup Emeritus Keuskupan Ketapang Mgr. Blasius Pujaraharja. Misa berlangsung dalam bahasa Jawa.
Dalam homilinya, Mgr. Blasius menceritakan kelahiran Yesus. Pada saat sensus tidak mempunyai tempat tinggal, hanya kandang dombalah tempat tinggal untukNya.
Hanya temani para gembala. Dari situ, para gembala dikejutkan dengan sapaan malaikat, saat bayi Yesus lahir: “Jangan takut, hari ini telah lahir bagimu sang juru selamat di kota Daud”.
Malam sebelumnya, Mgr. Blasius Pujaraharja memimpin Perayaan Ekaristi Malam Natal di Gereja Santa Perawan Maria di Fatima – Paroki Sragen.
Selasa, 24 Desember 2019, pukul 19.00 WIB, umat Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen datang dan segera mereka memenuhi bangku umat.
Perayaan Ekaristi Malam Natal ini menjadi peristiwa menarik karena petugas liturgi Misdinar dan Paduan Suara adalah Mudika angkatan 1990. Jadi banyak yang sudah sepuh, tetapi masih semangat dalam mengambil tugas untuk gereja.
Perayaan Ekaristi Malam Natal ini dipimpin oleh Mgr. Blasius Pujaraharja didampingi Romo Yohanes Ngatmo Pr dan Romo Petrus Supriyanto Pr.
Dalam homilinya Romo Yohanes Ngatmo Pr mengajak umat untuk melakukan “3S”: Senyum, Sapa, dan Salam kepada siapa pun, mengingat tema Natal kali ini adalah “Hiduplah sebagai sahabat bagi semua orang.”
Yang membuat sukacita adalah kita sendiri, dibangun dari rumah, dimulai dari senyum kepada keluarga. Denga adanya sukacita akan terlihat kasih karunia Allah meninggalkan kefasikan akan duniawi. Demikian tegas Romo Yohanes Ngatmo Pr.
Sebelum ditutup berkat meriah oleh Mgr. Blasius, Mgr. Blasius becerita singkat tentang perjalanamnya menjadi misionaris di Keuskupan Ketapang.
“Saya ini “Pendekar” alias pendek dan kekar,” katanya.
Di usianya yang sudah sepuh, Mgr. Blasius masih semangat dalam melayani misa, retret, maupun rekoleksi.
Dari situ, Mgr. Blasius berpesan: “Agar kita sebagai orang Katolik dapat hidup dan berguna bagi semua orang.”
Sebelum ditutup berkat meriah, Mgr. Blasius memberiberkat kepada anak-anak seusai komuni.