SAMA saja ya, yang ikut Misa Online ada juga yang kabur sebelum menerima berkat penutup.
Kok bisa ya? Padahal tidak perlu rebutan untuk keluar dengan membawa kendaraan. Padahal tidak perlu terburu-buru untuk belanja dan jajan di warung.
Juga kalau diamati, saat misa sedang berlangsung, ada saja yang “tiba-tiba” tidak mengikuti lagi. Ini tampak dari “views”nya.
Kok bisa ya? Apa yang ikut Misa Online ini “main-main”, atau tidak fokus, atau sibuk sendiri.
Tantangan yang lain adalah ketika kita tidak suka pergi ke Paroki A atau B, maka kita memutuskan untuk pergi ke Paroki C. Tapi itu butuh waktu. Dengan Misa Online, misalnya tidak suka dengan homili dari Uskup atau Pastor A atau B, maka pindah saja dengan cepat Misa Online yang lain.
Benar-benar dech, Misa Online menantang juga, tapi ya itu, yang saya lihat, kok ada juga yang “kabur” sebelum menerima Berkat Penutup. Prihatin.
Adakah “Keprihatinan” yang lain?
Hong Kong, 9 April 2020
Rm. Petrus Santoso SCJ – 蘇喜樂神父