Misa Penjubahan Para Frater di Seminari TOR Sanjaya Semarang

0
453 views
Penerimaan jubah untuk para calon frater di Seminari Tahun Rohani Sanjaya di Jangli, Semarang. (Dok. Seminari TOR)

USKUP KAS Mgr. Robertus Rubiyatmoko memimpin misa penjubahan di Seminari Tahun Orientasi Rohani (TOR) Sanjaya-Jangli, Semarang (13/9).

Ada enam calon frater yang menerima jubah dalam misa tersebut.

Mereka adalah:

  1. Fr. Christian Whenzelt Diastien dari Paroki Santa Maria Lourdes – Sumber, Muntilan.
  2. Fr. Daniel Eka Saputra dari Paroki Santa Maria Assumpta – Gamping, DIY.
  3. Fr. Ignatius Surya Darmawan dari Paroki Santo Yohanes Rasul – Somohitan, Sleman.
  4. Fr. Kefas Mahesa Prananta dari Paroki Kristus Raja – Ungaran.
  5. Fr. Marcellinus Cristhoper Juneo dari Paroki Kristus Raja – Solo Baru.
  6. Fr. Sylvius Bennedicto Brilliant Nugroho dari Paroki Hati Kudus Yesus, Kramat, Jakarta Pusat.

Jubah adalah busana resmi para rohaniwan/wati yang dipakai saat melakukan kegiatan liturgi atau menghadiri pertemuan resmi. Maka, penjubahan merupakan salah satu bagian penting dalam proses pembinaan para frater di Seminari TOR Sanjaya Jangli ini.

Uskup KAS Mgr. Robertus Rubiyatmoko saat memberi homili di misa penjubahan para frater tahun rohani di Seminari TOR Sanjaya Jangli Semarang. (Dok. Seminari TOR)

Hidup sederhana

Dalam homilinya, Mgr. Rubiyatmoko menekankan pentingnya para frater untuk menghayati hidup sederhana dan bersukacita dalam menjalami hidup panggilan pada zaman sekarang ini.

“Jubah ini warnanya putih polos. Tidak ada renda-renda dan hiasannya. Menyimbolkan kesederhanaan. Semoga para frater yang akan mengenakan jubah putih ini menghayati semangat hidup sederhana dan bersukacita dalam panggilan,” harap Uskup Keuskupan Agung Semarang yang juga Ketua Komisi Seminari KWI ini.

Lebih lanjut, Bapak Uskup mengajak para frater untuk mencari dan memikirkan perkara-perkara yang di atas, di mana Kristus berada, duduk di sisi kanan Allah. Dengan mengutip pesan Santo Paulus kepada jemaat di Kolose, Mgr. Rubi mengungkapkan:

“Matikanlah dalam dirimu segala yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala. Semuanya itu mendatangkan murka Allah.”

Momentum penjubahan ini sangat penting dalam proses formatio calon imam. Dengan menjalani formatio atau pembinaan di Seminari TOR Sanjaya Jangli, setiap formandi (calon imam) mendapat identitas baru.

Mereka dipanggil dengan sebutan “frater” dan memakai “Jubah”, di mana para frater menjadi bagian dari kaum berjubah.

Arak-arakan para calon frater jelang penerimaan jubah di Seminari TOR Sanjaya Jangli, Semarang,

Sebelum momentum penjubahan tersebut, para frater sudah mengadakan persiapan batin dengan retret delapan hari, menjalani orientasi hidup berkomunitas, dan triduum persiapan penjubahan, dan penerimaan Sakramen Tobat.

Tetap semangat dan tidak mudah sambat

Perayaan Ekaristi Penjubahan yang dihadiri keluarga para frater ini dirayakan bersamaan dengan Novena Santa Maria Fatima ke-8 yang mengambil tema “Mewartakan Kabar Sukacita dengan Semangat Kerukunan dan Kasih”.

Dalam sambutannya sebelum Berkat Penutup, Rama Yohanes Gunawan Pr selaku Rektor Seminari TOR Sanjaya mengajak para frater agar tetap menjaga api semangat dan tidak mudah sambat atau mengeluh dalam menjalani proses pembinaan menuju ke imamat.

“Para Frater yang baru saja menerima jubah perlu melatih diri untuk mewartakan kabar sukacita dengan berkobar-kobar dan wani nggetih di zaman sekarang ini. Tetap semangat dan ora gampang sambat,” tegas Rama Gunawan.

Para calon frater menerima jubah mereka di Seminari Tahun Rohani Sanjaya di Jangli, Semarang.
Para frater seminari tahun rohani di Wisma Sanjaya Jangli, Semarang. (Dok. Seminari TOR Jangli)
Para frater seminari tahun rohani menerima komuni usai menerima jubah.

Lebih lanjut, “Dalam pembinaan di Seminari TOR Jangli ini, para frater dituntut mempunyai tiga sikap dasar atau komitmen agar semakin imami, yaitu siap sedia, sungguh-sungguh dan kreatif,”  tutur Rama Gunawan.

“Di sini para frater dilatih untuk gemar membaca buku rohani, menyelesaikan membaca semua perikop Kitab Suci dari Kitab Kejadian sampai Wahyu selama setahun, belajar berbelanja di pasar pukul 04.00 pagi, belajar memasak, belajar merawat kebun, membuat eco-enzym, dan beternak.

Bahkan para frater kami ajak ikut rapat RT setiap bulan agar membaur dan srawung dengan warga sekitar,” papar Rama Gunawan

Rama Rektor juga mengungkapkan bahwa para staf formator berusaha ngopeni, nresnani, lan nggemateni (merawat, mencintai dan peduli dengan kasih) terhadap hidup panggilan para frater. Disadari bahwa formator utama adalah Roh Kudus.

“Saya sebagai rektor berusaha untuk menghayati sabda Tuhan:‘Buluh yang terkulai tidak akan dipatahkan, sumbu yang berkedip tidak akan dipadamkan’. Saya ingin ngopeni, nresnani, lan nggemateni benih panggilan para frater,tutur Rama Gunawan.

Rektor Seminari Tahun Rohani Sanjaya di Jangli, Semarang – Romo Yohanes Gunawan Pr.
Segenap umat datang ikut menghadiri prosesi penerimaan jubah untuk para frater seminari tahun rohani di Seminari TOR Sanjaya di Jangli, Semarang.
Segenap umat datang ikut menghadiri prosesi penerimaan jubah untuk para frater seminari tahun rohani di Seminari TOR Sanjaya di Jangli.
Para frater seminari tahun rohani di Wisma Sanjaya Jangli, Semarang bersama orangtua mereka usai prosesi penjubahan. (Dok. Seminari TOR Jangli)

Dua alumni jadi uskup

Seminari TOR Jangli adalah Seminari Tahun Rohani pertama di Indonesia yang mulai dibangun pada tanggal 2 November 1980 dan diresmikan 3 Juli 1981 oleh Bapak Justinus Kardinal Darmojuwono.

Pada waktu itu para frater angkatan I ada 20 orang. Sampai tahun 2023 ini sudah ada 712 frater yang dididik di Seminari TOR Sanjaya ini.

Ada dua orang alumni Seminari TOR yang menjadi uskup, yaitu Mgr Robertus Rubiyatmoko (angkatan ke-4: Uskup Keuskupan Agung Semarang) dan Mgr. Pius Riana Prapdi (angkatan ke-7: Uskup Keuskupan Ketapang, Kalbar).

Seminari TOR Sanjaya Pasca Renovasi tahun 2014.
Kapel dan aula Seminari TOR Sanjaya.
Gedung unit kamar para frater tahun rohani di Jangli, Semarang. (Seminari TOR)
Prasasti Peresmian Renovasi Seminari TOR Tahun 2014.

Gedung seminari ini sudah direnovasi pada tahun 2012 saat Rama Matheus Djoko Setya Prakosa Pr menjadi rector, karena banyak bagian bangunan rusak dimakan rayap.

Pemberkatan kembali dilakukan pada tanggal 27 Desember 2014 oleh almarhum Mgr. J. Pujasumarta saat perayaan 100 th kelahiran Bapak Kardinal Darmojuwono dan Rama Richardus Sandjaja, Pr.

“Bangunan Seminari TOR saat ini sangat megah, modern dan indah. Hal ini menjadi wujud nyata keseriusan Gereja KAS dalam menyiapkan calon-calon imam diosesannya,” papar Rama Gunawan.  

Uskup KAS Mgr. Rubiyatmoko, para frater seminari tahun rohani, para imam formator, suster pengampu rumah tangga, dan para misdinar.
Para frater seminari tahun rohani usai menerima jubah berfoto bersama Uskup, formator, dan umat setempat.

Pada tahun 2023 ini akan ada perayaan 75 tahun kemartiran Rama Sanjaya, pelindung Seminari TOR Sanjaya. Tema yang akan diangkat adalah “Memaknai Kemartiran Zaman Sekarang”.

Direncanakan akan hari studi, edukasi, refleksi dan selebrasi pada bulan Desember 2023. Puncak acaranya pada 20 Desember 2023.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here