GEREJA sT. Theresia Lisieux di Pagelaran yang dibangun tahun 1928 sampai saat ini dapat dilihat oleh siapa saja. Terutama mereka yang sedang melewati jalan raya antara Gondanglegi menuju tempat wisata Pantai Balekambang di Malang Selatan.
Orang banyak lebih sering dan suka menyebut secara singkat Gereja Pagelaran. Karena lokasinya terletak di Desa Pagelaran, Kecamatan Pagelaran. Umat Pagelaran ini masuk dalam reksa pastoral Paroki Maria Tak Bernoda Kepanjen, Keuskupan Malang.
Bangunan gereja dengan lonceng tepat di atas pintu gerbang gereja menjadi penanda yang berbeda dengan bangunan-bangunan di sekitarnya.
Dibangun tahun 1928
Angka tahun 1928 juga menjadi daya tarik mereka yang sedang lewat jalan di depan gereja. Setidak-tidaknya, mereka berpendapat bahwa di Pagelaran sudah ada gereja Katolik sejak tahun 1928.
Seperti yang tertulis dalam prasasti yang menempel di sebelah kiri dinding depan gereja. Pada angka 5 tertulis “1928 Berdirinya Gereja St. Yoseph Pagelaran yang sekarang resmi bernama Gereja St. Theresia Lisieux.”
Di tempat inilah,hari Selasa Kliwon tanggal 28 Mei 2024, mulai pukul 17.00 WIB didaraskan Doa Rosario. Kegiatan ini dipimpin oleh Ibu Christine, umat Lingkungan Santa Monica, Paroki Kepanjen. Juga diikuti oleh semua yang hadir di dalam gereja dan sekitarnya.
Selanjutnya pada pukul 17.30, kegiatan berikutnya adalah Perayaan Ekaristi. Dipimpin oleh Romo Ignasius Joko Purnomo O.Carm sebagai selebran utama. Menjadi imam konselebran adalah Pastor Paroki Kepanjen Romo Agustinus Maryanto O.Carm, Pastor Paroki SPMGK Katedral Malang Romo Ignasius Adam Suncoko Pr, dan Romo Sixtus Tjaturyanto O.Carm serta Diakon David.
Romo Sixtus Tjaturyanto Pujadarmo O.Carm pernah mengampu karya pastoral sebagai Pastor Kepala Paroki SPMGK Katedral Malang. Terjadi kurun waktu tahun 1991-1993. Sedang Diakon David, calon imam diosesan Keuskupan Malang, baru saja menerima tahbisan diakonat dari tangan Bapak Uskup Keuskupan Malang Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan O.Carm tanggal 23 April 2024. Tahbisan diakonat ini berlangsung di Gereja Katedral Malang.
Hadirin umat sangat banyak
Umat yang hadir sangat banyak memenuhi bagian dalam gereja sehingga penuh. Mereka duduk menempati kursi-kursi plastik yang telah disediakan. Sementara di halaman samping utara gereja, juga banyak umat yang mengikuti Perayaan Ekaristi dengan khidmat.
Bahasa Jawa menjadi media pengantar komunikasi dalam keseluruhan Perayaan Ekaristi. Termasuk homili yang disampaikan imam, bacaan Kitab Suci, mazmur, doa umat, dan lagu-lagu yang dinyanyikan kelompok Panembromo dan Karawitan Langen Budaya Wahyu Widodo Paroki SPMGK Katedral Malang.
Kelompok karawitan ini dapat mengiringi ekaristi dengan baik; selaras serasi dengan lagu-lagu Ordinarium dan lainnya. Apalagi ketika menyanyikan lagu penutup Ndak Sawang yang rancak dan dinamis, semua gembira, dan tersenyum bahagia.
“Para pangrawit lan panembromo saking Seksi Budaya Bidang Kesaksian Paroki Katedral Malang, sampun safari wonten ing Seminari Probolinggo, lan peresmian Kapel Landungsari kaliyan ngiringi misa ulang tahun perkawinan periode kepengker 2023,” kata Romo Adam Suncoko Pr dalam sambutan sebelum berkat penutup.
Misa Selasa Sore
“Setiap Selasa sore, mulai pukul 17.30 WIB, ada misa di Gereja Pagelaran. Utamanya untuk umat stasi yang tinggal di Pagelaran. Tetapi pada hari Selasa Kliwon banyak juga umat tamu datang mengikuti misa di sini,” kata Ignasius Sutikno, Sekretaris DPP Paroki Kepanjen.
“Sebelum pandemi Covid-19 rutin berlangsung ekaristi dengan iringan gamelan. Ketika pandemi datang tidak ada lagi ekaristi dengan gamelan. Baru sekarang ini ada tamu dari Paroki Ijen, tapi tidak ijenan dengan membawa serta pangrawit dan panembromo serta membawa beberapa perangkat gamelan untuk melengkapi yang tidak ada pada kami,” imbuh Pak Tikno yang pernah menjadi guru SD Yayasan Karmel selama 25 tahun.
Pada waktu tertentu di Gereja Pagelaran juga dilaksanakan ekaristi yang intensinya memberkati hasil-hasil panen dengan istilah “unduh-unduh” serta memberkati benih tanaman dan alat kerja.
Ketika masa Paskah tiba. berlangsung prosesi membuka pintu gereja; mengundang warga masyarakat sekitar gereja untuk bersilaturahmi di Taman Doa.
Kongregasi Suster Hati Kudus (HK)
Para Suster Hati Kudus yang biara induknya ada di Telukbetung Keuskupan Tanjungkarang, Lampung inilah yang sekarang menjadi semacam “induk semang” di sini. Mereka tinggal dan berkarya di komplek Gereja Pagelaran. Setidaknya, saat itu saya melihat ada Sr. Elisa HK dan Sr. Yosefa HK. Konon kabarnya, para suster biarawati Hati Kudus ini diundang Keuskupan Malang untuk berkarya di Pagelaran sejak tahun 2001.
Setelah semua prosesi selesai, seluruh umat yang hadir diundang untuk menikmati aneka jamuan sebagai wujud keguyuban dan kebersamaan umat.
Foto: Medsos Bidang Kesaksian