Miskin, Pemilik Kos Beri Fasilitas Hidup, Lalu Jadi Katolik

1
743 views
Ilustrasi - Jalan panjang menjadi orang baik. (Ist)

Minggu, 13 Juni 2021

Hari Minggu Biasa XI
Yeh. 17:22-24;
Mzm. 92:2-3,13-14,15-16;
2Kor. 5:6-10;
Mrk. 4:26-34

“TERPESONA pada kebaikan hati kakek dan nenek,” kata seorang pemuda.

“Saya sejak kecil ikut agama orangtuaku, hingga saya bertemu dengan kakek dan nenek di tempat kos ini,” tutur seorang pemuda memulai kisahnya.

“Saya dididik dalam keluarga yang sederhana dan dalam ketaatan pada ajaran agama yang dianut orangtua saya,” tuturnya.

“Waktu masuk semester dua, orangtuaku dan adikku kecelakaan. Mobil yang ditumpanginya masuk ke jurang. Mereka tidak selamat,” katanya sedih.

“Saya hampir saja memutuskan berhenti kuliah. Namun waktu saya pamit dengan kakek nenek pemilik kos ini, dia menawari tinggal di sinil tidak membayar. Hanya diminta ikut membantu jaga dan merawat kebersihan,” tuturnya.

“Bukan hanya tinggal gratis. Bahkan saya sering setiap hari ikut makan di rumah ini,” katanya.

“Saya dijadikan bagian keluarga. Saya berusaha membantu apa yang bisa saya bantu termasuk setiap Minggu pagi mengantar kakek nenek ke gereja,” lanjutnya.

“Kadang-kadang saya baca teks misa yang saya temukan di mobil. Setelah berjalan dua tahun, saya beranikan diri ikut masuk ke dalam gereja waktu mengantar mereka berdoa,” katanya.

“Dari situlah akhirnya saya memutuskan menjadi Katolik dan menjadi katekumen, hingga setahun kemudian saya dibaptis,” tuturnya.

“Kasih dan kebaikan kakek neneklah yang membuat saya mengalami perlindungan dan naungan, pada saat saya terpuruk dan diliputi kesedihan,” katanya.

“Kakek dan nenek berbelas kasih pada saya, tanpa melihat suku dan agama saya. Inilah sikap yang sangat menarik hati saya, yang mempesona hingga saya mau jadi orang yang punya keutamaan seperti mereka,” katanya mantap

“Kakek dan kenek tidak pernah minta saya jadi katolik. Saya lah yang ingin dan minta dibimbing menjadi Katolik,” lanjutnya dengan senyum.

Kebaikan, keperayaan pada orang lain, serta sikap hati yang tulus merupakan benih Kerajaan Allah yang bisa ditabur oleh siapa pun dan dalam kondisi apa pun.

Tindakan apa yang menunjukkan bahwa saya sedang berusaha menghadirkan Kerajaan Allah dalam hidup ini?

1 COMMENT

  1. Tuhan Yesus Kristus, berkati kami supaya kehadiran kami dapat menghadirkan damai dan sukacita bagi sesama, supaya Kerajaan Allah mampu dirasakan dalam hidup bersama. Amin

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here