PERUMPAMAAN tentang pekerja di kebun anggur (Matius 20:1-16) mengundang perdebatan tentang keadilan Tuhan.
Mengapa?
Karena Tuhan, pemilik kebun anggur, memperlakukan pekerja yang datang terakhir sama dengan pekerja yang datang paling awal (Matius 20:12).
Tuhan menjawab, “Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku?” (Matius 20:15)
Menempatkan perumpamaan itu dalam konteks dan latar belakangnya memudahkan orang dalam memahaminya.
Latar belakangnya adalah Tuhan memilih bangsa Israel lebih dulu. Mereka telah melaksanakan perintah Tuhan (Taurat) ratusan tahun lamanya. Sebagian dari mereka menjadi Kristen.
Sedang orang-orang non-Yahudi yang bergabung dengan komunitas Kristen itu datang belakangan. Bukankah semestinya orang Yahudi diberi porsi lebih?
Mengapa orang “kafir” juga diberi bagian keselamatan yang sama?
Jawabannya ditemukan dalam Kitab Yesaya 55:6-9 dan injil Matius 20:16.
Pertama, Tuhan bersabda, “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukan jalan-Ku” (Yesaya 55:8).
Lewat Yesaya, Tuhan mengundang manusia agar mencari Dia. Orang fasik mesti meninggalkan jalannya dan orang jahat meninggalkan rancangannya (Yesaya 55:7). Tuhan itu mahakasih dan membuka kesempatan kepada siapa saja yang bertobat; kapan pun. Bukankah Dia memberikan pengampunan yang berlimpah (Yesaya 55:7)? Kapan mengampuni dan siapa yang diampuni, Tuhan yang menentukan. Itulah misteri keadilan Tuhan (Yesaya 55:9).
Kedua, dalam injil Matius, Tuhan mengundang orang untuk bekerja di kebun anggur atau Kerajaan-Nya. Yang menanggapi mendapat kesempatan bergabung (Matius 20:1-7). Kepada mereka Tuhan memberikan apa yang telah dijanjikan-Nya, yakni kasih dan keselamatan-Nya.
Yang masuk pertama memprotes cara Tuhan yang tidak adil itu (Matius 20:12). Ini tanda bahwa dia belum memahami Yesus dan misi kedatangan-Nya. Dia menyelamatkan siapa pun. Tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, budak atau orang merdeka (Galatia 3:28).
Dalam Yesus, tidak ada diskriminasi. Semua yang bertobat dan datang kepada-Nya memperoleh belas kasihan yang sama.
Inilah misteri kasih dan keadilan Tuhan. Jangan mendebat. Tidak bermanfaat.
Minggu, 24 September 2023
Alherwanta O.Carm.