Misteri Tewasnya Khaddafi: Biarkan Tetap Hidup (2)

0
1,033 views

JEJAK keberadaan Khaddafi terendus pejuang revolusioner, setelah Khaddafi nekat keluar dari tempat persembunyiannya. Menurut laporan Reuters mengutip sejumlah sumber terpercaya di Sirte, hari Kamis pagi-pagi buta Khaddafi masih “dipagari” oleh puluhan orang body guard kepercayaannya. Ikut bersama dia juga Jenderal Abu Bakr Younis Jabr, mantan Panglima AD Libya yang tetap loyal.

Namun hari itu, tiba-tiba saja Khaddafi punya ide ingin keluar sekedar “cari hawa segar” setelah dua bulan lamanya bersembunyi di sebuah tempat.  Tentu bukan di dalam gorong-gorong jalan itu.

Khaddafi bersama rombongannya segera bertolak ke arah Barat menuju Misrata dan ingin meninggalkan Sirte yang hari-hari belakangan digempur habis-habisan oleh pasukan revolusioner. Tak kurang, jet-jet pembom tempur NATO dan pesawat tak berawak (drone) US Air Force ikut ‘memeriahkan’  perang kota ini.

Terendus oleh NATO

Rombongan Khaddafi belum lama bergerak meninggalkan lokasi persembunyiannya, ketika radar pesawat NATO memergoki konvoi kendaraan yang mencurigakan. Kira-kira pukul 08.30 waktu setempat, sebuah bom ditembakkan dengan sasaran menghancurkan truk militer anggota rombongan Khaddafi ini. Tak jelas, apakah bom itu berasal dari jet tempur NATO atau dari drone US Air Force.

Tiga kilometer dari Sirte menuju arah Barat, kebakaran hebat terjadi pada rombongan konvoi itu. Setidaknya 15 jip militer dengan persenjataan artileri menjadi korban amukan bom-bom NATO. Sedikitnya 50 orang pengawal Khaddafi tewas dalam serangan pagi hari ini.

Tapi, Mansour Daou, kepala pengawal pribadi kepercayaan Sang Kolonel, selamat dari serangan udara tersebut. Ia tetap ‘dibiarkan’ hidup hingga kemudian berkisah kepada  berkisah kepada Arabiya TV. Katanya, tak lama setelah serangan bom membuat rombongan jadi kocar-kacir, masing-masing mobil lalu berlarian tanpa arah. “Mereka mencari selamat sendiri-sendiri,” Mansour.

“Saya masih tetap mendampingi Kolonel Khaddafi bersama Jenderal Abu Bakr Younis Jabr dan empat orang pengawal,” terangnya.

Sayangnya, misteri mengenai bagaimana persisnya Khaddafi menemui ajal tak bisa dia kisahkan. “Saya pingsan di tempat karena terkena serpihan bom yang menciderai punggungku,” kata Mansour.

Tak berapa lama kemudian, Khaddafi bersama rombongannya berlarian menyelamatkan diri dan akhirnya menemukan gorong-gorong besar di tepi jalan luar kota Sirte arah Misrata. Di kolong-kolong rumah tikus-tikus got inilah, Sang Kolonel bersembunyi beberapa saat hingga kemudian para pejuang revolusioner menemukan dan menariknya paksa keluar.

Sebelumnya, kata Salem Bakeer, salah seorang pengawal sempat menyerukan tanda menyerah, namun dalam sekejap menembak ke arah para pejuang dan kemudian  berhenti menembak. “Saya yakin pasti Khaddafi lah yang menyuruhnya berhenti melawan,” kata Salem seperti dilansir Reuters.

“Bos saya ada di sini… bos saya ada di sini,” kata sang pengawal itu menyebut nama Khaddafi dengan sebutan “Tuan Besar”.

“Dan memang benar, Khaddafi ada di gorong-gorong itu dan sudah menderita luka parah,” kata Salem.

“Ada apa ini? Ada apa ini? Ada kejadian apa?,” kata Salem menirukan omongan Khaddafi ketika dipaksa keluar gorong-gorong.

Berbagai versi cerita

Kembali siapa yang kemudian menarik pelatuk pistol?

Salem tak bisa bicara soal ini. Omaran Jouma Shawan, salah satu pejuang revolusi yang mengaku ada di sekitar TKP, hanya berujar pendek, “Salah satu pengawal Khaddafi tiba-tiba menembak Tuan Besar itu di bagian dada.”

Pejabat NTC bernama Abdel Majid Mlegta punya versi cerita lain lagi. Khaddafi sudah sekarat akibat luka-lukanya sejak terlibat baku tembak dengan pasukan revolusi.  Sang Kolonel tewas dalam perjalanan menuju ke RS terdekat.

Dalam perjalanan menuju RS itu, Sang Kolonel sempat berujar, “Ada apa kalian ini semua? Apa yang terjadi di sana? Kalian mau apa (dari saya)?,” kata Abdel menirukan omongan Sang Kolonel sebagaimana dia dengar dari lapangan.

“Darah mengucur deras dari lambungnya,” tambah dia kemudian.

Seorang pejabat NTC lain yang tidak mau disebut namanya punya versinya sendiri. “Anak-anak memukuli dia dan kemudian mengantarnya ke ‘Sukabumi’ (dimatikan). Enggak usah heran, ini adalah perang sungguhan,” katanya enteng sebagaimana dikutip Reuters.

Selain Khaddafi, Jenderal Jabr juga kemudian dibuat tewas dalam insiden tak jauh dari gorong-gorong jalan. (Selesai)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here