Modus Kejahatan Penipuan: Kloning PIN untuk Kelabuhi Relasi Transfer Uang (1)

0
1,644 views
Ilustrasi: Penipuan.

PAGI-pagi sebelum jam kerja, tiba-tiba BBM lama saya memberi notifikasi ada pesan baru masuk. Ternyata, pesan BBM datang dari rekan di Kelompok Bakti Kasih Kemanusiaan (KBKK). Ini adalah kelompok lintas profesi (dokter katolik, bruder, pastor religius, pastor diosesan, suster biarawati lintas ordo/kongregasi, dan awam katolik, termasuk sejumlah Uskup Indonesia) yang punya kepedulian terhadap orang lain.

Sebut saja nama rekan kami di jaringan KBKK itu sebagai Lily.

PIN Lily mengirim pesan pembuka dengan kalimat sebagai berikut: “Selamat pagi, gimana kabarnya?”

Karena merasa kenal dekat dan bersama-sama duduk di kepengurusan KBKK, maka pesan sapaan itu langsung saya sambar dengan ucapan: “Sampai ketemu lagi nanti di Bandung.”

Kebetulan juga, dalam beberapa hari mendatang ini  kami sama-sama akan pergi ke Bandung untuk mengikuti program retret tahunan KBKK.

Namun, begitu saya merespon sapaan awal, si “pembicara” di sana yang saya pikir itu memang Lily KBKK langsung membabi buta dengan mengkondisikan dirinya tengah dilanda kesulitan sangat besar dan karena itu minta bantuan segera dari saya.

modus
Si penipu di seberang sana berani memberi nama dirinya sebagai Susan Handasari dan bahkan memberi tahukan nomor rekeningnya di salah satu bank pemerintah. Ini adalah contoh percakapan “Susan Handasari” ketika ingin menjebak calon korbannya yakni Romo Hans Jeharut Pr, anggota KBKK dari Keuskupan Pangkalpinang. (Ist)

Langsung curiga

Pada titik persinggungan ini, saya sudah mulai curiga atas beberapa hal:

  1. Tidak biasa Lily KBKK memanggil saya dengan nama langsung. Karena lebih tua dari segi umur, dia selalu panggil saya dengan tambahan “Mas”. Orang Jawa biasa menyebutnya sebagai njangkar dan itu sangat tidak sopan.
  2. Ragam bahasanya tidak sangat khas Lily KBKK.
  3. Juga tidak pernah seorang Lily KBKK mengajukan pinjaman uang melalui jalur BBM di pagi-pagi buta.
  4. Hal yang tidak saya lihat teliti dan kemudian diingatkan teman: notifikasi awal itu berwarna biru. Itu artinya, pesan di ada di jalur broadcast. Bukan pesan yang sifatnya personal.

Seketika saya kontak Lily. Dan kagetlah saya bahwa ternyata PIN BBM nya tengah diretas para pencuri spesialis IT.

“HP saya lagi mati. Saya juga gak ngerti bagaimana bisa PIN saya diambil orang,” kata alumnus SMA Stella Duce (Stece) Yogyakarta ini.

Lily pun segera minta bantuan agar info penipuan bermodus pencurian PIN BB ini segera dipublikasikan melalui jalur-jalur pertemanan agar tidak banyak orang menjadi korban modus kejahatan penipuan seperti ini.

Menurut Lily, puluhan teman dan saudaranya sudah menerima pesan penipuan sama. Orang “di sana” berlagak sedang dilanda kesulitan dan minta pinjam uang karena keperluan mendesak. Atas dasar rasa kasihan spontan terhadap teman dekat yang lagi kena “kemalangan”, maka korban “terbius” sehingga melakukan transfer pinjaman uang.

Bisa 1-3 juta per orang. “Dan sudah puluhan saudara dan teman dekat minta konfirmasi apakah benar saya tengah dalam kesulitan sehingga perlu bantuan finansial segera? Saya jawab: tidak! Itu ulah peretas yang memindai PIN BB saya untuk modus kejahatan penipuan,” terang Lily menjawab Sesawi.Net.

Memanglah “pintar” para penjahat spesialis penipuan berkedok minta bantuan duit ini. Itu antara lain ‘janji’ manis mereka terhadap para calon korban yang ingin mereka perdaya dengan omongan seperti ini:  “Tenang saja kawan, nanti sore pukul 16.00 pinjaman sudah akan saya lunasi,” begitu bunyi pesan BBM dari “orang tak dikenal” yang mengaku sebagai Lily ini.

Siapakah orang jahat ini? Saya tidak tahu, karena ketika saya ajak bicara langsung melalui percakapan oral melalui nomor telepon, dia menolak keras. “Cukup di jalur BBM saja,” kata sang hacker.

Sudah pastilah akan ketahuan bahwa “orang jahat di sana” itu bukan Lily, karena suaranya berbeda dengan pemilik suara aslinya: Lily KBKK.[social_lock] your content [/social_lock]

Jadi, waspadalah karena penjahat bermodus penipuan mengintai kita tanpa pernah kita sadari sebelumnya.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

 

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here