ADA pelbagai motivasi di balik pertobatan. Sebagian orang bertobat dari dosa, karena takut masuk neraka. Yang lain bertobat, karena takut mendapat hukuman dan siksa. Dua motivasi itu baik, tetapi tidak sempurna. Lalu, apa motivasi sempurna suatu pertobatan? Jawabannya bisa ditemukan dalam Injil hari ini (Lukas 7:36-50).
Yesus menghadiri undangan makan seorang Farisi bernama Simon. Ketika Yesus sedang berbaring makan, seorang wanita berdosa berdiri di belakang-Nya. Lalu membasahi kaki Yesus dengan air mata dan menyeka dengan rambutnya. Dia juga meminyaki kaki Yesus dengan minyak wangi (Lukas 7:38).
Tiga tindakan itu mengandung makna simbolis amat mendalam tentang cinta. Yesus mengatakan hal itu (Lukas 7:43). Wanita itu menunjukkan cintanya kepada Yesus, karena ingat akan dosanya yang banyak (Lukas 7:37).
Dia mengetahui bahwa Yesus yang dapat mengampuni dosa sedang berada di kotanya (Lukas 7:37). Maka, ia datang membawa minyak wangi dalam buli-buli dan menjumpai Yesus. Kedatangannya untuk meminyaki kaki Yesus.
Kisah perjumpaan Yesus dan wanita berdosa yang amat mengharukan ini mengungkap kasih sejati yang mendorong pertobatan. Minyak wangi, airmata, dan rambut melambangkan kasih amat mendalam.
Bukankah kasih itu semerbak wangi? Adakah cinta sejati tanpa airmata? Rambut adalah mahkota wanita. Namun ketika dia mencinta, wanita siap mengorbankan mahkotanya.
Cinta kasihnya yang mendalam mengundang pengampunan dan rahmat dari Tuhan. Yesus bersabda kepada wanita itu, “Dosamu telah diampuni” (Lukas 7:48). Pengampunan itu mendatangkan keselamatan (Lukas 7:50).
Kisah ini mengajar agar orang bertobat dengan motivasi yang benar, yakni kasih kepada Tuhan. Orang perlu datang kepada Tuhan dengan kerendahan hati, mengakui dosa-dosanya. Niscaya Tuhan menjawabnya dengan kasih tanpa syarat dan keselamatan di dunia dan akhirat.
Kamis, 19 September 2024
HWDSF