Mukjizat Ada, karena Percaya

0
37 views
Ia melihat dan percaya, by Vatican News

Minggu 30 Juni 2024.

Keb. 1:13-15; 2:23-24;
Mzm. 30:2,4,5-6,11,12a,h13b; 2Kor. 8:7,9,13-15;
Mrk. 5:21-43 (panjang) atau Mrk. 5:21-24,35b-43 (singkat)

MENJALANI hidup sering kali dipenuhi dengan rintangan yang membuat kita terjepit dan merasa putus asa. Ketika putus asa muncul, kita perlu dorongan lebih agar muncul sebuah harapan baru.

Ketika seseorang memiliki sebuah harapan, ia akan lebih bersemangat dalam menjalani hidup dan tetap tegar, pantang menyerah untuk melewati segala rintangan.

“Harapan ibarat api yang menyala di hati,” kata seorang bapak.

“Saya tidak mau hancur dalam hidup ini, maka saya selalu memelihara harapan dan keinginan yang secara penuh percaya pada kemurahan Tuhan. Harapan membantuku tetap waras untuk merawat dan mewujudkan tujuan hidupku. Harapan mendorongku untuk brrjuang bagi sesuatu yang baik di masa depan.

Bagiku harapan menjadi bagian penting dari kehidupan ini, karena membantuku bertahan dalam masa-masa sulit. Tanpa harapan, aku tidak akan mampu melewati masa-masa sulit seperti kesedihan, kehilangan atau kekecewaan. Khususnya ketika aku harus merelakan anakku semata wayang, yang meninggal karena kecelakaan.

Harapan memberiku kekuatan saat aku merasa lemah dan keberanian saat aku mengalami ketakutan,” tegas bapak itu.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.

Sebab katanya: Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh. Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya.”

Kisah penyembuhan perempuan yang sakit pendarahan dan anak Yairus menunjukkan bahwa iman, kasih, dan kuasa Tuhan bekerja bersama untuk membawa kesembuhan dan kehidupan yang baru bagi mereka yang percaya.

Perempuan yang menderita pendarahan itu memiliki iman yang besar bahwa hanya dengan menyentuh jubah Yesus, dia akan disembuhkan. Iman seperti itu menggerakkan kuasa penyembuhan Tuhan.

Sikap perempuan ini mengajarkan kepada kita tentang pentingnya iman yang teguh dan keyakinan bahwa Tuhan mampu melakukan segala sesuatu.

Meskipun Yesus sedang dalam perjalanan menuju rumah Yairus untuk menyembuhkan anaknya yang sakit keras, Dia tetap meluangkan waktu untuk menyembuhkan perempuan yang menderita pendarahan.

Ketika Yesus tiba di rumah Yairus, anak perempuan itu telah meninggal. Namun, Yesus dengan tegas menyatakan bahwa gadis itu tidak mati, melainkan tertidur. Yesus kemudian membangkitkan gadis itu dari kematian, menunjukkan kekuasaan-Nya atas hidup dan mati.

Kedua kisah ini, memanggil kita untuk percaya bahwa Yesus tidak pernah membiarkan orang yang berharap dan mempercayai serta mengandalkan-Nya dalam segala hal.

Tuhan Yesus adalah sumber kehidupan dan penyembuhan. Dia mampu memulihkan dan memberikan kehidupan yang abadi bagi mereka yang percaya kepada-Nya

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku meletakkan harapanku pada kemurahan kasih Tuhan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here