KIRA-KIRA empat tahun kemudian setelah tuturan narasi tersebut, tanggal 10 Juli 2012 ketika pagi itu kami datang di rumah umat, kami disambut wajah-wajah berseri.
Saat itu, umat katolik setempat yang pada hari itu mengadakan gotong royong membangun Gua Maria Fatima Sendang Klayu. Mereka mengangkut pasir dari bawah ke atas untuk bahan bangunan sarana jalan menuju gua Maria. Melalui tangga beton menanjak kami berjalan menuju gua.
“Mukjizat” air
Tekad umat untuk membangun kembali Gua Maria Fatima Sendang Kelayu sebenarnya terhalang oleh berbagai keterbatasan. Yang terutama dirasakan ialah penyediaan air untuk membangun.
Konon, di bawah pohon klayu yang berdekatan dengan pohon sono terdapat mataair. Namun sudah beberapa taun terakhir ini rembesan air pun tidak tampak.
Keprihatinan yang didoakan kepada Tuhan ternyata mendapat perhatian-Nya. Mulai bulan Agustus 2011 air mulai mengalir di tempat itu, tak kunjung henti. Umat meyakini peristiwa itu adalah mukjizat.
Siang itu kami mengadakan perjumpaan dengan umat setempat, kesempatan untuk berbagi pengalaman iman yang berkaitan dengan Gua Maria Fatima Sendang Klayu.
Gotong royong
Dituturkan bahwa ada rencana mengganti patung Maria yang berukuran kecil dengan patung dengan ukuran lebih besar.
Masalahnya, bagaimana mengangkut patung dengan berat sekitar tiga ton dengan jalan menanjak seperti itu. Masalah tersebut mendapat solusi karena ada seorang pematung yang bersedia membuat patung di tempat.
Pembangunan kembali gua itu dimulai dengan upacara misa pada tanggal 8 September 2011. Gotong royong masyarakat dan kebaikan dari berbagai pihak saling meneguhkan untuk melaksanakan pembangunan.
Setelah sebagian patung selesai, diadakan acara memindah patung kecil ke dalam patung besar pada tanggal 13 Mei 2012. Akhirnya patung seluruhnya selesai beberapa hari menjelang kehadiran kami pada 10 Juli 2012.
Ada perjumpaan dengan Bapak Antonius Rocharjanto, selaku Ketua Panitia Pembangunan, yang kemudian menceritakan pengalaman imannya ketika merenungkan sejarah keberadaan tempat doa tersebut.
Ia juga berkisah tentang bagaimana Bunda Maria mendampingi perjalanan rohani umat; di antar oleh Maria umat diarahkan untuk mengenal dan mencintai Tuhan Yesus. Pengalaman iman itu kemudian dituangkan dan syair dan lagu yang diciptakannya.
Gua Maria Fatima Sendang Klayu sebagai tempat ziarah masih perlu dilengkapi dengan berbagai sarana yang memadai. Itulah yang sedang dilakukan oleh umat bersama seluruh masyarakat sekarang ini.
Kesediaan berbagi dari siapa pun tentu membuat seluruh masyarakat giat bergotong royong menyelesaikan pembangunan tersebut. “Sithik ora ditampik, akeh tansaya pekoleh” tentu akan membesarkan hati siapa pun yang mengasihi Maria, Bunda Allah dan Bunda Gereja.
Anda bersedia berbagi, silakan.
Marilah kita ikut ambil bagian mewujudkan mimpi umat Jlegong untuk memiliki tempat ziarah, yang dapat menjadi sarana bagi manusia untuk mendekatkan diri kepada Tuhan; dan dengan demikian menjadi berkah bagi masyarakat.
Salam, doa ‘n Berkah Dalem
Muntilan, 12 Juli 2012
+ Johannes Pujasumarta
Uskup Keuskupan Agung Semarang
Artikel terkait:
- Paroki Wonogiri Punya Gua Maria Fatima Sendang Klayu di Jlegong (1)
- Kisah Masa Lalu tentang Gua Maria Fatima Klayu di Jlegong, Paroki Wonogiri (2)
Tautan: http://pujasumarta.multiply.com/journal/item/462/Gua-Maria-Fatima-Sendang-Klayu-Wonogiri
Shalom
Bapak Rahardjo
Kami dari komunitas Katholik Surabaya+sidoarjo mau siarah ke GM Fatima Wonogiri. sekitar 100 org / 3 bis besar.
Dimana kamimohon bantuan info
1.untuk penginapan/ hotel
2. untuk pesan makam malam kotakan yang di sediakan ibu-ibu WK Paroki. kami akan menghubungi siapa?
Mohon bantuan bapak
salam
markus
08165454213/ 085330894159
Puji Tuhan Makasih Rama Gunarto. SMM
Salam sehat sehat dan sehat.
Berkah Dalem