LAIN lagi pengalaman eksistensial yang dialami Tanto, seorang mantan frater Jesuit, yang kini tinggal di Hong Kong.
“Waktu almarhum isteri saya mengalami sakit kankerrhabdomyosarcoma, saya berdoa Rosario pembebasan. Itu saya lakukan sampai pada masa kritisnya,” ungkapnya membuka kisah pengalaman akan kekuatan Doa Rosario.
“Penyaket kanker jenis itu memang sangat ganas dan katanya dokter, hal itu jarang-jarang terjadi,” tulisnya kemudian.
“Akhirnya, isteri saya memang meninggal dunia …. dipanggil Tuhan. Ia telah bebas dari deraan rasa sakit yang luar biasa. Itu mungkin jawaban dari Rosario pembebasan yang saya lakukan,” ungkap Tanto jujur.
“Namun, ada yang lebih dahsyat lagi terjadi … Jiwa almarhum isteri saya itu benar-benar telah dibebaskan,” tulisnya lagi.
“Menjelang meninggal, almarhumah isteri saya berhasil memperoleh layanan sakramengtal secara komplit. Mulai dari Sakramen Tobat dan Pengurapan Orang Sakit…,” tulisnya.
“Ia meninggal dunia saat Tahun Kerahiman Tuhan,” ungkapnya.
“Ia menyatakan kebahagiaannya itu melalui berbagai ‘sapaan’ lewat mimpi ke saya dan teman-temannya bahwa di sana itu dia sungguh bahagia,” katanya dalam sebuah refleksi iman.
“Doa Rosario pembebasan itu benar-benar telah membebaskan jiwanya untuk kembali ke rumah Tuhan. Ini sekelumit sharing tentang (daya kekuatan) berdoa Rosario,” demikian Tanto menutup kisah testimonialnya tentang pengalaman iman berdoa Rosario. (Berlanjut)