Puncta 12.08.23
Sabtu Biasa XVIII
Matius 17: 14-20
KOTA Mesir mempunyai tempat-tempat bersejarah dalam kekristenan. Salah satunya adalah Gereja Kristen Koptik di Bukit Muqattam.
Gereja itu didirikan untuk mengenang peristiwa mukjizat berpindahnya Bukit Muqattam.
Pada abad 10 M Mesir dikuasai oleh Kekhalifahan Fatimiyah. Penguasa Mesir ingin membuktikan kebenaran sabda Yesus dalam Injil Matius 17.20 yang berbunyi: “Sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini kesana, maka gunung ini akan pindah.”
Patriarkh Abraam, pemimpin Kristen di Mesir waktu itu diperintahkan untuk membuktikan ayat itu. Jika tidak terbukti, maka semua pengikut Kristus harus meninggalkan tempat itu atau mengikuti agama baru.
Patriarkh Abraam berdoa di Gereja tempat pengungsian Keluarga Nasaret. Ia mendapat pesan untuk menemui Simon, si penyamak kulit.
Dalam sebuah penampakan Bunda Maria, Simon diminta berpuasa dan berdoa selama tiga hari di dekat Bukit Muqattam.
Pada hari yang ketiga mereka berkumpul di Bukit Muqattam. Khalifah dan prajuritnya di seberang sana, Simon, Patriark Abraam dan umat Kristen di seberang satunya.
Mereka berdoa dan bernyanyi Kyrie Elleison berkali-kali.
Tiba-tiba Bukit Muqattam itu terangkat dan berpindah tempat sejauh tiga kilometer. Tidak ada yang mustahil bagi orang yang beriman. Mereka percaya akan Sabda Tuhan dalam Kitab Suci.
Dalam Injil para murid tidak berhasil menyembuhkan seorang anak yang sakit ayan karena mereka kurang percaya.
Ayah anak itu membawanya kepada Yesus dan berkata; “Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya.”
Para murid bertanya kepada Yesus, “Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?”
Yesus menjawab, “Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana – maka gunung ini akan pindah.”
Beriman itu tetap setia menekuni sabda Tuhan dalam hidup kita setiap saat. Maukah kita terus setia mengikuti jalan Tuhan dan pasrah pada kehendak-Nya?
Naik perahu ke Palembang,
Berlayar dulu sampai di Tuban.
Iman kita akan berkembang,
Asal setia pada kehendak Tuhan.
Cawas, tumbuhkanlah iman kami…..