ANDA pasti kenal lagu Tantum Ergo dan O Salutaris yang diciptakan oleh Santo Thomas Aquinas. Anda juga pasti tahu Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, di mana saat hari raya itu di berbagai paroki diadakan penerimaan Komuni Pertama.
Tapi tahukah Anda inpirasi atau ide awal adanya lagu itu dan hari raya itu? Inspirasinya bermula dari mukjizat Ekaristi yang terjadi di daerah Bolsena – Orvieto.
Suhu 3 derajat
Ada 36 bus yang membawa kami, para mahasiswam dari Roma ke Orvieto, Italia Tengah, Sabtu (17/11/2018). Meski suhu udara sampai 3 derajat di Orvieto, tidak menyurutkan semangat lebih kurang dari 1.600-an mahasiswa/i (imam, suster, frater, dan awam) untuk ikut ziarah.
Hampir semua mengenakan jaket tebal dan tutup kepala. Mereka berasal dari Univeristas Kepausan Gregoriana, Urbaniana, Salesiana, Angelicum, Alfonsiana, Theresiana, Anselmus, Yohanes Lateran, Sapienza, dsb.
Ini adalah program ziarah tahunan untuk para mahasiswa dari berbagai universitas kepausan di Roma, di bawah reksa pastoral Mgr. Andrea Lonardo, Direttore Servizio per la Cultura e l’Università del Vicariato di Roma.
Sebelum misa, ada penjelasan tentang aneka ornamen di gereja, seperti relief kisah penciptaan, relief kehidupan Yesus, peristiwa rosario, dan suasana surga. Juga patung Bunda Maria memangku Yesus yang diapit dua malaikat.
Misa dipimpin oleh Mgr. Benedetto Tusia, Uskup Orvieto.
Seusai misa, ada kesempatan istimewa berdoa di depan “Kain korporal yang ada tetesan darah Yesus”, bukti mukjijat Ekaristi yang terjadi pada tahun 1263.
Kain korporal ini sekarang disimpan di dalam tabernakel. Dan tabernakel biasanya hanya dibuka pada saat Hari Raya Tubuh Darah Kristus, Hari Raya Maria Assumpta, Hari Natal sampai Epifani, serta Hari Raya Paskah sampai Pentakosta.
Para mahasiswa bersyukur seusai misa ziarah ini, Uskup Orvieto mengizinkan membuka tabernakel, sehingga mereka dapat menyaksikan langsung kain korporal itu dan berdoa sambil menatap anugerah istimewa itu.
Mukjizat Ekaristi
Salah satu tujuan ziarah yang sebagian besar pesertanya para imam dari berbagai negara ini adalah mengajak para imam untuk semakin mencintai dan menghayati Ekaristi pada zaman now.
Mukjizat Ekaristi di Orvieto ini terjadi pada masa adanya ajaran sesat Berengarianisme merajalela di Eropa pada abad ke-12-13. Bidaah ini menyangkal Kehadiran Nyata Kristus dalam Ekaristi.
Pada tahun 1263, seorang imam bernama Petrus dari Praha sedang dalam perjalanan ziarah ke Roma untuk berdoa di makam pelindungnya, St, Petrus, sebab ia menghadapi masalah yang amat serius.
Ia merasakan kebimbangan yang besar mengenai Kehadiran Nyata Yesus dalam Ekaristi Kudus. Ia berdoa agar santo pelindungnya memohonkan rahmat baginya guna menyelamatkan imannya yang goyah. Dalam perjalanan, ia singgah untuk bermalam di suatu kota kecil bernama Bolsena, sekitar 70 mil sebelah utara Roma.
Keesokan harinya, Pastor Petrus merayakan Misa Kudus di Gereja Santa Kristina. Ketika ia mengucapkan kata-kata konsekrasi, “Inilah Tubuh-Ku,” roti di tangannya berubah rupa menjadi daging dan mulai mencucurkan darah dengan derasnya. Darah jatuh menetes ke korporal.
Pastor Petrus amat terperanjat; ia tidak tahu apa yang harus diperbuatnya. Maka, ia membungkus Hosti Kudus dalam korporal lalu pergi meninggalkan altar. Sementara ia berjalan pergi, tetesan-tetesan darah jatuh ke atas lantai pualam di altar.
Paus Urbanus IV waktu itu sedang berada di kota Orvieto, yang tak jauh dari sana. Pastor Petrus segera menemui paus guna menceritakan apa yang telah terjadi. Paus segera mengutus seorang uskup ke Gereja St. Kristina guna menyelidiki peristiwa tersebut dan mengambil Korporal.
Segera sesudah paus menerima korporal dari uskup, ia pergi ke balkon Istana Kepausan dan dengan hormat mempertontonkan mukjizat korporal kepada orang banyak.
Bapa Suci menyatakan bahwa mukjizat Ekaristi telah terjadi guna mengusir bidaah Berengarianisme.
Pada saat yang sama, seorang pengikut St. Yuliana dari Liège menghubungi paus untuk sekali lagi memohon demi ditetapkannya Hari Raya Corpus Christi (Tubuh Kristus).
Sumbangan St. Thomas Aquinas
Pada tanggal 11 Agustus 1264, Bapa Suci mengeluarkan surat pernyataannya “Transiturus” (tentang mukjizat ini) yang sekaligus meresmikan suatu hari pesta baru yaitu “Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus untuk mengenang Mukjizat Bolsena”.
Paus Urbanus IV secara langsung menugaskan St. Thomas Aquinas untuk menyusun suatu tata cara dan doa khusus untuk menghormati Sakramen Maha Kudus sebagai Tubuh Kristus.
Pada tahun yang sama, Bapa Suci memperkenalkan dua buah lagu puji-pujian yang digubah oleh St. Thomas Aquinas yaitu O Salutaris dan Tantum Ergo yang dikenal dan masih dinyanyikan sampai saat ini di gereja-gereja.
Mukjizat korporal berdarah ini disimpan sampai sekarang di Gereja Katedral Orvieto. Lantai pualam bernoda darah Kristus disimpan di Gereja St. Kristina di Bolsena.
Pada Agustus 1964 saat peringatan 700 tahun terjadinya mukjizat ini, Paus Paulus VI, yang belum lama ini diangkat menjadi Santo pada tanggal 14 Oktober 2018 oleh Paus Fransiskus, mempersembahkan Misa Kudus di altar.
Di situ disimpan korporal suci di dalam wadah emas Katedral Orvieto.
Pada tahun 1976, Bapa Suci meningkatkan status gereja itu menjadi Basilika kecil.
Semoga kecintaan dan keyakinan kita akan Ekaristi (Tubuh dan Darah Kristus) makin subur.
Mari pada zaman modern ini kita makin rajin beradorasi dan berekaristi, serta selalu meyakini penyertaan Tuhan kepada umatNya secara nyata dalam Ekaristi.
NB: Informasi terkait mukjijat Ekaristi di Orvieto dikutip dari: