MASIH teringat di benak saya sebuah kejadian “mukjizat” yang dikisahkan oleh Paus Fransiskus di dalam Homili Misa tanggal 20 Mei yang lalu. Sri Paus ingin agar kita membuka hati kepada Yesus dan percaya pada kekuatan doa yang menelurkan mujizat-mukjizat. Ia mengisahkan apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu di Argentina.
Seorang anak berusia 7 tahun jatuh sakit serius dan para dokter berani bertaruh: anak itu hanya tinggal beberapa jam saja bisa terus hidup. Ayahnya, seorang tukang listrik yang beriman, menjadi panik dan kalang-kabut. Dalam kepanikannya itu ia pergi naik bis ke Persemayaman Bunda Maria dari Lujan, yang berjarak 70 km.
Tiba di tempat itu pukul 9 malam, sudah tutup, dan dengan tangan memegang pagar besi ia mulai meratap dan berdoa kepada Bunda Maria, berjuang untuk keselamatan puterinya, sampai subuh tiba. Pukul 6 pagi kembali ia naik bis pulang ke rumah sakit dan menemukan istrinya tengah menangis, berpikir telah terjadi hal yang terburuk. Masih dalam tangisan haru, istrinya menceritakan bahwa para dokter menemui dirinya dan berkata bahwa semua gejala yang dialami puteri mereka telah hilang total dan ia sembuh, tanpa bisa dijelaskan penyebabnya oleh para dokter.
Nuestra Señora de Luján
Persemayaman Kudus Maria yang disebutkan oleh Paus adalah Persemayaman “Nuestra Señora de Luján”, Argentina (1630) yang disebut sebagai : Bunda kaum miskin dan rendah hati.
Di hamparantak terbatas dariPampas, jantungArgentina, Bunda kita memilihuntuk berhenti diLuján, sehingga selamanya menjadiPelindungSurgawirakyatAmerika Selatan.
Tidak ada tempat di Argentina, baik di rumah-rumah, di sekolah-sekolah, di stasiun-stasiun, di kantor-kantor publik, yang tidak memasang gambar Bunda Maria dari Luján; sebuah tanda yang nyata dari penyebaran persemayaman kudus itu dan devosi yang kuat dari bangsa Argentina kepada Bunda Yesus.
Luján adalah sebuah tempat yang merekam konsentrasi tertinggi umat beriman di seluruh Argentina. Setiap tahun sekitar empat juta peziarah mendatangi tempat itu. Khususnya tanggal 8 Desember, Hari Raya Maria Dikandung Tanpa Noda Asal, begitu banyak umat beriman yang bersatu di sini untuk merayakan dengan hikmat Pesta Maria itu, dan selama perayaan patung Perawan Maria diusung keluar dari Basilika dan dibawa dalam arak-arakan melewati jalan-jalan utama di Luján.
Dihadapan gambar kudus Maria [kepada siapa banyak devosi diarahkan oleh para Paus Urbanus VIII, Clemens XI, Leo XIII, Pius XI dan Pius XII], berlutut pula Beato Paus Yohanes Paulus II, yang di dalam Kunjungan Pastoral pertama di Argentina selaku Paus, pernah merayakan Misa Kudus di Persemayaman Bunda Maria dari Luján, tanggal 11 Juni 1982:
“Putera-puteri dari tanah Argentina yang bersama hadir di Persemayaman Bunda Maria dari Luján! Bersyukurlah kepada Allah dari para bapa kalian agar setiap orang ditinggikan dalam Kristus, Putera Allah! (…) Dari tempat kudus ini di mana pendahuluku Pius XII yakin untuk datang ‘ke dasar jiwaBangsa besarArgentina’ [Pius XII, Nuntius radiophonicus occasione oblata Primi Conventus Mariani Nationalis, die 12 okt 1947], teruslah tumbuh di dalam iman dan kasih kepada sesama manusia. Dan engkau, ya Bunda, sudilah mendengarkan anak-anakmu dari Bangsa Argentina, yang menyambut kata-kata yang terucap di Salib yang diarahkan kepada mereka: ‘Inilah Puteramu! Inilah Bundamu!’ “.