Senin, 8 Februari 2021
Bacaan I: Kej 1:1-19
Injil: Mrk 6:53-56
“SAYA ingin makan bersama dengan suami dan anak-anak juga romo,” kata seorang ibu yang berbaring karena sakit kanker.
“Bisa, kita cari waktu nanti; apalagi kalau ibu sudah menuntaskan memo dan sembuh,” kataku.
“Tidak usah menunggu selesainya kemo Romo, karena mungkin saya tidak akan mampu bertahan sampai program kemo ini tuntas,” katanya datar.
“Jangan menyerah, tetap berharap dan berjuang terus,” kataku memberi semangat.
“Akhirnya saya tahu, mukjizat Yesus untukku, adalah saya bisa menerima penyakit ini dan siap untuk sebuah akhir kehidupan,” katanya pelan.
“Saya sekarang merasa dicintai oleh Tuhan, melalui suami dan anak-anak,” katanya.
Setiap orang sakit pasti ingin sembuh, namun menerima keadaan sebaliknya dan merangkul sebagai kehendak Tuhan adalah semua mukjizat.
Hari ini, kita dengar bahwa, “Ke mana pun Yesus pergi, ke desa-desa, ke kota-kota atau ke kampung-kampung orang meletakkan orang-orang sakit di pasar pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.”
Kuasa Tuhan Yesus begitu dahsyat, siapa pun menyentuh jumbai jubah-Nya akan sembuh.
Saat ini, kuasa Tuhan itu tidak memudar, karena barangsiapa mempunyai iman dan keyakinan kepada Tuhan Yesus, segala penyakit akan sirna.
Hidup dan mati kita ini milik Tuhan, maka jangan pernah cemas dan takut akan derita dan penyakit yang kita alami.
Tuhan pasti akan menyembuhkannya.
Jika penyakit yang kita derita tidak sembuh, apakah kita masih setia dan percaya pada Tuhan?
