“Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik. Tetapi orang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaan hatinya yang jahat. Sebab yang diucapkan mulut meluap dari hati.” (Luk 6,45)
BEBERAPA waktu yang lalu, seorang penyidik senior KPK, NB, dilaporkan oleh atasannya, Brigjen AB, kepada polisi karena dianggap mencemarkan nama baik. Direktur penyidikan KPK itu menilai bahwa ucapan NB sudah menyinggung pribadi dan kinerjanya.
Ucapan atau kata-kata seseorang bisa menyinggung orang lain, entah atasan, bawahan, rekan kerja, teman, sahabat atau orang lainnya. Karena tersinggung dan terhina, mereka menjadi marah, emosi dan sering tidak mampu mengendalikan diri. Mereka tidak hanya menuntut tanggung jawab atas kata-kata yang diucapkan; tetapi juga bisa melaporkan kepada pihak berwajib atau membalasnya dengan tindakan kekerasan. Hanya karena adu mulut, seorang anak tega membunuh ayahnya; kakak beradik tega membacok tetangganya; seorang remaja dikeroyok sekelompok remaja lain hingga tewas; banyak keluarga hancur karena kata-kata pasangan yang menyakitkan dan melukai. Banyak konflik, peperangan, dan permusuhan sering terjadi, sehingga banyak orang meninggal atau nyawa melayang, karena ucapan atau kata-kata yang keluar dari mulut seseorang, khususnya kata-kata ejekan, hinaan, umpatan dan caci maki, kata-kata kotor dan kasar, sindiran, fitnah, dsb.
Mulut tidak hanya mengeluarkan kata-kata kotor, kasar dan jahat; tetapi juga bisa mengeluarkan kata-kata bijak dan inspiratif, nasehat dan petuah saleh, kata-kata lembut dan manis. Banyak orang gagal dan terpuruk bisa bangkit kembali, karena kata-kata inspiratif yang didengarnya; banyak konflik dan permusuhan bisa didamaikan, karena kata-kata maaf yang terlontar; banyak orang kembali mempunyai pengharapan, karena kata-kata yang menghibur dan meneguhkan; banyak pria dan wanita mempunyai relasi yang hangat dan akrab, karena kata-kata sayang yang diucapkan; banyak orang tidak lagi merasa asing dan sendiri, karena kata-kata ramah yang diterima.
Mulut nampak begitu berpengaruh dan berkuasa atas hidup manusia: mampu membuat hidup manusia terasa manis atau pahit, berhasil atau gagal, penuh pengharapan atau jatuh dalam keputusasaan, membuat orang jadi sehat atau sakit, mempengaruhi keutuhan atau kehancuran keluarga, menciptakan kedamaian atau permusuhan, memupuk kesatuan atau perpecahan.
Mulut memang tidak dengan sendirinya mengeluarkan kata-kata atau ucapan, karena apa yang keluar di mulut sesungguhnya mengalir dari pikiran dan hati. Kata-kata kasar, kotor dan jahat umumnya mengalir dari pikiran dan hati yang jahat; kata-kata saleh, bijak dan baik umumnya mengalir dari pikiran dan hati yang baik dan benar juga. Pikiran dan hati manusia merupakan sebuah perbendaharaan atau tempat untuk menyimpan hal-hal yang baik dan jahat, yang benar dan salah. Apa yang diucapkan oleh mulut sesungguhnya keluar dari pikiran dan hati manusia. Hati yang tidak mampu bersyukur akan mengeluarkan kata-kata keluhan dan ketidakpuasan; hati yang saleh dan sabar akan mengeluarkan kata-kata lembut dan bijak; hati yang penuh dendam dan kebencian akan mengeluarkan kata-kata kotor, kasar dan penuh permusuhan; hati yang penuh dengan kasih akan mengeluarkan kata-kata ramah, meneguhkan dan membawa damai.
Kata-kata dan ucapan apa saja yang setiap saat dan setiap hari keluar dari mulutku selama ini: kata-kata yang baik dan benar ataukah kata-kata kotor, kasar dan jahat? Apa sesungguhnya yang ada di dalam pikiran dan hatiku selama ini? Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)